TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pelaku Ritel Indonesia atau Aprindo Roy Nicholas Mandey mengatakan hampir 90 persen pengusaha ritel yang tergabung dalam Aprindo sudah memiliki bisnis online.
"Sepuluh sampai 15 persen yang lokal retailer (pengusaha ritel) yang masih comfortzone sehingga mereka tidak merubah bisnis offlinenya ke online," kata Roy Nicholas Mandey saat ditemui di hotel The Hermitage Menteng, Jakarta, Senin, 16 Oktober 2017.
Roy melihat industri ritel sekarang dari data 2016 masih 1,4 persen transaksi online dari pada total offline. "Jadi retail online itu dengan total lebih kurang 97,3 user internet hanya 8,7 juta yang transaksi, data terakhir hampir 9 juta transaksi," kata Roy
Kemudian menurut Roy kalau mereka transaksi setahun Rp 5 juta maka total yang mereka kumpulkan baru sekitar 1,4 persen dari US$ 350 miliar market cap offline ritel di Indonesia menurut Global Retail Development atau GRD. "Kalau 1,4 persen berarti baru sekitar US$ 4,9 juta online," kata Roy.
Aprindo tetap menekankan kepada para pengusaha ritel anggota bahwa walaupun masih kecil transaksi online, tetapi sudah selayaknya semua peretail harus mulai mengonversikan bisnisnya menjadi bisnis online juga.
Baca Juga:
Pertumbuhan retail hingga semester I 2017 3,7 persen. Ia memprediksi hingga akhir tahun akan mencapai 7,5 sampai 8 persen.
"Di bawah daripada semester II 2016 yang tumbuh 9 persen," kata Roy Nicholas Mandey saat ditemui di hotel The Hermitage Menteng, Jakarta, 16 Oktober 2017.
Ia masih berharap agar pertumbuhan dapat mencapai 9 persen sama seperti dengan 2016. "Namun kalaupun kenyataannya harus terjadi masih bertumbuh tapi, melambat," kata Roy.
Lebih rendahnya pertumbuhan tersebut menurut Roy disebabkan, karena beberapa hal seperti harga komoditas yang tidak bertambah, upah segmen menengah ke bawah tidak berubah, dan terjadi shifting perubahan perilaku belanja.
Perilaku belanja yang tadinya dengan keranjang ukuran besar, sekarang konsumen belanja dengan ukuran keranjang yang kecil, karena sudah banyak layanan jemput barang.
Menurut Roy orang sekarang sudah tidak lagi ke toko, cukup belanja online (pesan online) atau dengan jasa jemput barang yang tersedia dalam aplikasi transportasi daring."Pola belanja yang berubah itu membuat costumer tidak belanja bulanan, tapi belanja secukupnya sesuai kebutuhan saja," kata Roy.
HENDARTYO HANGGI