TEMPO.CO, Jakarta -Manajemen AirAsia Indonesia meminta maaf atas insiden anjloknya pesawat yang terbang dari Perth, Australia menuju Bali, Minggu, 15 Oktober 2017. Kepala Sekretaris Korporat dan Komunikasi AirAsia Indonesia Baskoro Adiwiyono mengatakan, AirAsia meminta maaf kepada penumpang atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan.
Dalam keterangan tertulisnya Senin, 16 Oktober 2017, Baskoro mengatakan insiden itu terjadi karena masalah teknis. Pilot pun terpaksa harus kembali ke Perth setelah terbang selama 25 menit.
"Maskapai penerbangan menyatakan keputusan tersebut diambil oleh kapten pilot karena adanya kendala teknis," kata Baskoro Adiwiyono.
Dia mengatakan, pesawat berhasil mendarat dengan selamat di Bandara Internasional Perth pada pukul 12.40 waktu setempat, Minggu 15 Oktober 2017. Seluruh penumpang yang telah dipindahkan ke penerbangan berikutnya dan diberikan semua bantuan yang diperlukan.
Pesawat milik maskapai AirAsia Indonesia yang terbang dari Perth ke Bali, terpaksa kembali ke Australia setelah mengudara selama 25 menit. Insiden ini terjadi kemungkinan karena hilangnya tekanan udara di kabin. Pesawat pun terjun bebas hingga 20 ribu kaki di udara.
Seperti dikutip dari kantor berita Sydney Morning Herald, pesawat ini dengan nomor penerbangan QZ535 itu lepas landas dari Bandara di Perth menuju Bali, Minggu, 15 Oktober 2017. Namun pesawat yang membawa 151 orang itu berbalik arah setelah tekanan udara di dalam kabin hilang. Pesawat pun terjun bebas dari 32 ribu kaki menjadi 10 ribu kaki dalam waktu hitungan detik.
Insiden serupa pernah terjadi Juni lalu. AirAsia jurusan Perth-Kuala Lumpur juga harus kembali ke Australia. Insiden ini disebabkan oleh mesin yang tiba-tiba mati dan terdengar suara seperti ledakan di tengah-tengah penerbangan.
ROSSENO AJI NUGROHO