TEMPO.CO, Tangerang - Total transaksi selama penyelenggaraan acara pendorong kegiatan ekspor dan investasi, Trade Expo Indonesia 2017 yang digelar selama periode 11-15 Oktober 2017 mencapai US$ 1,268 miliar atau setara dengan Rp 16,86 triliun. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan Jumlah tersebut naik 24,3 persen dibanding hajatan serupa tahun lalu.
"Target kami US$ 1,1 miliar," ujar Enggartiasto, saat menutup gelaran TEI 2017, di Indonesia Convention Exhibition, Bumi Serpong Damai City, Tangerang, Ahad, 15 Oktober 2017. Hingga pukul 12 siang Ahad kemarin, transaksi sudah mencapai US$ 1,26 miliar. "Ini meningkat 24,3 persen," kata Enggar.
Baca: Sri Mulyani Ingin Ekspor dan Investor Semakin Membaik
Enggar memperkirakan jumlah transaksi akan bertambah hingga US$ 1,3 miliar mengingat gelaran TEI masih akan berlangsung hingga Ahad sore. Jumlah transaksi itu, kata dia, bukan hanya diukur selama pameran berlangsung namun juga tindak lanjut setelah pameran ditutup.
Adapun produk yang paling diminati selama TEI adalah batu bara, kopi, minuman, otomotif, makanan olahan, produk elektronik, makanan olahan, dan kosmetik. "Kami menerima tamu dari Maroko dan Afrika Selatan, yang mereka cari adalah dari kosmetik kita yang pakai herbal," ucap Enggartiasto.
Enggar mengatakan total pengunjung selama lima hari acara berlangsung mencapai 22.088 orang dari 113 negara. Selain dari Indonesia, negara dengan jumlah pembeli tertinggi adalah Jepang, Afganistan, Arab Saudi, India dan Malaysia.
Lebih jauh Enggartiasto menjelaskan, sebanyak 35 nota kerjasama dengan tujuh belas negara ditandatangani selama TEI 2017. Nilai dari penandatanganan nota kesepahaman itu mencapai US$ 228,02 juta atau naik US$ 20 juta dibanding gelaran tahun lalu. Pemerintah akan terus memantau dan membantu tindak lanjut kontrak dagang ataupun ekspor impor yang dihasilkan di forum tersebut.
Salah satu nota kerjasama yang ditandatangani yaitu penjualan batu bara dengan Laos dengan total transaksi mencapai US$ 588 juta atau setara Rp 7,82 triliun.