Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

KLHK Tawarkan Hutan untuk Tanam Kopi dengan Sistem Agroforestri

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Seorang pria memanen biji kopi di Cafe Munaipata di Coroico, La Paz, Bolivia, 21 Juli 2017. Lembah Yungas terkenal karena rumah kopi terbaik di Bolivia. REUTERS/David Mercado
Seorang pria memanen biji kopi di Cafe Munaipata di Coroico, La Paz, Bolivia, 21 Juli 2017. Lembah Yungas terkenal karena rumah kopi terbaik di Bolivia. REUTERS/David Mercado
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Kopi Indonesia bisa dikatakan belum seterkenal kopi Brasil. Padahal Indonesia memiliki lahan yang sangat luas untuk dimanfaatkan menanam kopi. Untuk memperluas areal kopi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menawarkan hutan bagi petani untuk menanam kopi secara agroforestri.

Direktur Jendral Perhutanan Sosial Kemitraan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Hadi Daryanto mengatakan sistem agroforestri menjadi salah satu program yang tengah dilakukan pemerintah sebagai upaya memaksimalkan potensi sumber daya alam untuk dimanfaatkan petani dengan titik berat berbasis ramah lingkungan.

Baca juga: Ini Perbedaan Kopi Robusta dan Arabika

"Agroforestri ini memang salah satu program kita untuk mengenalkan kepada petani, selain bertani, juga bisa menjaga lingkungan, tidak hanya sebatas menanam kopi," katanya dalam acara pelatihan kewirausahaan kopi yang digelar Kementerian di Bandung, Jumat, 13 Oktober 2017.

Menurut Hadi, sistem agroforestri diperuntukkan bagi petani yang menggarap lahan hutan milik pemerintah. Namun syarat agroforestri adalah bercocok tanam berbasis ramah lingkungan.

"Jadi nantinya petani kita arahin dulu buat menanam pohon, baru kemudian kita kasih kursus cara menanam kopi dengan pola organik. Jadi ini nantinya petani tidak usah bingung-bingung memikirkan masalah pupuk karena kan alami kalau di hutan," ujarnya.

Selain berupa bantuan lahan, nantinya petani atau kelompok tani akan dibantu pemerintah melalui badan layanan umum (BLU). "BLU di kehutanan itu kita bisa ngasih pinjaman lunak maksimal sampai Rp 100 juta, apalagi kalau bagi hasil ini lebih menarik," ucapnya.

Kopi jenis arabika lebih bagus ditanam di daerah berketinggian minimal 1.000 mdpl. Lahan dengan ketinggian itu tentu kebanyakan berada di kawasan hutan lindung milik pemerintah. Karena itu, Kementerian sangat mendorong para petani untuk mulai memaksimalkan potensi lahan dengan cara agroforestri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketua Specialty Coffee Association of Indonesia Setra Yuhana mengatakan tanaman kopi jenis arabika memang cocok ditanami di bawah pohon-pohon dengan ukuran cukup besar. Artinya, sistem tumpang sari sangat dimungkinkan untuk tanaman kopi.

"Makanya tanaman kopi ini tidak monokultur, tapi bagus pakai pohon naungan karena bisa mengatasi penyakit karat daun pada kopi," tuturnya.

Pembina Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Jawa Barat Wawan mengatakan kendala yang dialami petani memang cukup banyak.

"Kendalanya antara lain petani di kita kan awalnya bukan petani kopi, jadi budaya tanam kopi dengan keterbatasan pengetahuan petani tentang kopi menjadi tantangan," ujarnya.

Padahal, kata dia, potensi lahan pemerintah kategori hutan lindung di Jawa Barat yang bisa ditanami para petani sekitar 2.500 ribu hektare.

Namun, karena pengetahuan petani masih minim dan peran serta pemerintah pun masih belum banyak dirasakan petani, baru sebagian lahan yang bisa digarap. "Sekarang saja, untuk LMDH ada sekitar 50 ribu hektare yang baru ditanami kopi," ucapnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kopi Kenangan Sajikan Blewah Mewah, Menu Segar untuk Berbuka Puasa

4 hari lalu

Kopi Kenangan Sajikan Blewah Mewah, Menu Segar untuk Berbuka Puasa

Menu andalan Blewah Tea dengan taburan Blewah Jelly yang terbuat dari ekstrak buah asli


Alasan Penderita Epilepsi Tak Boleh Banyak Minum Kopi

7 hari lalu

ilustrasi minum kopi (pixabay.com)
Alasan Penderita Epilepsi Tak Boleh Banyak Minum Kopi

Penderita epilepsi diminta tidak minum kopi berlebihan untuk menghindari kejang. Pasalnya, kafein justru dapat meningkatkan frekuensi kejang.


Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

8 hari lalu

Sejumlah masyarakat dan nelayan yang tergabung dalam komunitas pegiat lingkungan Lingkar Juang Karimunjawa bersama aktivis lingkungan Greenpeace Indonesia dan lintas komunitas pecinta alam menggunakan kayak sambil membentangkan spanduk saat aksi SaveKarimunjawa di tepi pantai yang tercemar limbah tambak udang di Desa Kemujan, kepulauan wisata bahari Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, Selasa, 19 September 2023. Dalam aksi tersebut mereka menuntut penutupan tambak udang vaname intensif sebanyak 39 titik tak berizin karena merusak ekosistem lingkungan hidup, mengganggu sektor ekonomi masyarakat nelayan, petani rumput laut serta pariwisata akibat pencemaran sisa limbah dan deforestasi hutan mangrove yang juga dinilai akan memperparah krisis iklim. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

KLHK menetapkan empat orang tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa pada Rabu, 20 Maret 2024.


Berapa Banyak Konsumsi Kopi dan Teh yang Pas saat Puasa?

11 hari lalu

Ilustrasi kopi. Foto: Pixabay/Clayton Majona
Berapa Banyak Konsumsi Kopi dan Teh yang Pas saat Puasa?

Ahli gizi dari RS Cipto Mangunkusumo Kencana Fitri Hudayani SST, M.Gz memberi tips mengonsumsi teh atau kopi yang pasa saat puasa.


Organisasi Ini Minta Wisatawan di Bali Tidak Minum Kopi Luwak, Kenapa?

17 hari lalu

Ilustrasi wanita minum kopi. Foto: Unsplash.com/Engin Akyurt
Organisasi Ini Minta Wisatawan di Bali Tidak Minum Kopi Luwak, Kenapa?

People for the Ethical Treatment of Animals atau PETA meminta wisatawan di Bali menghindari minum kopi luwak setelah melakukan penyelidikan.


Dukung Kebahagiaan Keluarga Indonesia, Kapal Api Gelar Mudik Gratis

20 hari lalu

Dukung Kebahagiaan Keluarga Indonesia, Kapal Api Gelar Mudik Gratis

Selain mudik gratis, peserta juga mendapatkan asuransi perjalanan dan fasilitas lainnya.


Hari Kopi Nasional, Investigasi PETA Ungkap Luwak Bali Tetap Dieksploitasi Demi Cita Rasa

21 hari lalu

Tangkapan layar video hasil investigasi PETA di peternakan luwak di Bali. TEMPO/Irsyan
Hari Kopi Nasional, Investigasi PETA Ungkap Luwak Bali Tetap Dieksploitasi Demi Cita Rasa

Investigasi terbaru PETA merekam bagaimana luwak di Bali masih terus dieksploitasi demi cita rasa kopi luwak.


7 Manfaat Minum Kopi Tanpa Gula

28 hari lalu

Ilustrasi kopi hitam tanpa gula. Foto: Freepik/8photo
7 Manfaat Minum Kopi Tanpa Gula

Tidak hanya menyajikan kenikmatan, kopi hitam tanpa gula memiliki sejumlah manfaat kesehatan yang menarik. Apa saja?


Ini Efek Samping Sering Minum Kopi Hitam Tanpa Gula

28 hari lalu

Ilustrasi kopi hitam tanpa gula. Foto: Freepik/8photo
Ini Efek Samping Sering Minum Kopi Hitam Tanpa Gula

Meskipun kopi hitam memberikan sejumlah manfaat kesehatan, penting untuk mengonsumsinya dengan bijak.


Mencicip Sensasi Kopi dengan Krim Fluffy yang Gurih, Ada Rasa Tiramisu hingga Sea Salt

34 hari lalu

Workshop Ngopi Lucu: Cold Cream Sensation Djournal Coffee di Pacific Place, Jakarta, Kamis, 22 Februari 2024. (Dok. Ismaya Group)
Mencicip Sensasi Kopi dengan Krim Fluffy yang Gurih, Ada Rasa Tiramisu hingga Sea Salt

Perpaduan kopi pahit dengan susu yang manis, ditambah dengan krim gurih yang lembut, memberikan sensasi yang berbeda.