TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Butsa Efek Indonesia Tito Sulistio mengatakan potensi startup atau perusahaan rintisan sangat besar untuk berkembang di Indonesia. Namun, sejauh ini belum ada regulasi untuk mengkapitalisasi program startup yang dikembangkan.
"Kita sudah punya modal ini (perusahaan startup). Bahkan, Presiden (Joko Widodo) ingin sekali startup berkembang di Indonesia," kata Tito di Jakarta, Sabtu, 14 Oktober 2017. "Namun, program yang dibuat startup belum bisa dikapitalisasi."
Tito menyarankan Ikatan Akuntansi Indonesia, untuk membuat aturan akuntansi untuk program startup tersebut agar bisa dikapitalisasi, masuk ke lantai bursa. Beberapa negara, seperti Amerika sudah membuat regulasi agar program yang dibuat perusahaan starup bisa dikapitalisasi.
"Kalau perusahaan startup mau buat PT modalnya kecil. Padahal, modalnya mereka adalah program," ujarnya. Menurutnya, dengan modal duit yang kecil, bisa disiasati dengan menjual program yang dikembangkan starup.
Sejauh ini, baru ada satu startup yang berada di lantai bursa, yakni Kioson. Namun, perusahaan tersebut masuk ke bursa dengan uangnya sendiri. "Belum dengan programnya. Makanya, aturan dari IAI diperlukan untuk mengapitalisasikan program (yang dikembangkan startup)."
Menurut Tito, startup di Indonesia, masih belum bisa mengkapitalisasi program yang mereka buat karena belum ada regulasinya. Sejauh ini, pengembangan startup banyak dilakukan anak mudah. "Disayangkan kalau modal program mereka tidak bisa dikapitalisasi," ucapnya.
IMAM HAMDI