TEMPO.CO, Jakarta -Perusahaan startup PT Kioson Komersial Indonesia Tbk hari ini secara resmi mengakuisisi PT Narindo Solusi Komunikasi (Narindo), perusahaan agregator e-voucher dan layanan digital lainnya. Akusisi tersebut berjalan dengan dibelinya saham Narindo sebesar 99 persen oleh Kioson. “Akusisi ini berperan strategis untuk memperkuat infrastruktur kami di daerah melalui aset yang sudah dimiliki Narindo,” ujar Direktur Utama Kioson Jasin Halim dikutip dari siaran pers Kioson, Kamis, 12 Oktober 2017.
Jasin optimistis dengan proses akusisi ini maka pertumbuhan pemasukan (revenue) sebanyak 1.900 persen (yoy), menjadi Rp 500 miliar pada akhir 2017. Hal ini, menurut Jasin, berkat keberadaan Narindo sebelumnya yang sudah fokus di agregator e-voucher membuat bottom line Kioson semakin kuat dan aman.
CEO PT Narindo Solusi Komunikasi, Bernard Martian, mengatakan pihaknya akan membantu Kioson dalam mendistribusikan berbagai layanan digital yang disediakan perusahaan. Sehingga menurutnya, kolaborasi tersebut dapat membuat Narindo memberikan skala yang lebih menjanjikan dan pada akhirnya membantu pasokan layanan digital Narindo kepada konsumen.
Kioson yang fokus pada usaha mikro di kota lapis kedua akan sangat terbantu dalam penyediaan pasokan e-voucher untuk mitra-mitra kios di daerah. Jasin optimistis hal ini akan berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
Akusisi ini selain untuk mendukung pertumbuhan layanan e-voucher, juga bertujuan untuk mendorong pertumbuhan layanan digital. Sehingga secara tidak langsung ikut mendorong inklusi digital di kota-kota lapis kedua di Indonesia.
Kioson merupakan perusahaan e-commerce di Indonesia yang mengusung konsep platform Online-to-Offline (O2O). Kioson mengambil peran sebagai jembatan antara underserved marketdengan layanan digital, sehingga bisa meningkatkan jumlah masyarakat yang belanja online.
Berdasarkan hasil survei indikator TIK 2015 dari Kementerian Informasi dan Komunikasi, dari total pengguna internet sebanyak 93,4 juta orang, baru sekitar 8,7 orang yang aktif sebagai online shopper. Selain itu, jumlah pengguna internet di kota-kota lapis kedua (rural area) baru mencapai 17,3 persen menyisakan potongan pasar yang besar dan belum tersentuh pelaku industri. Di sinilah startup Kioson berusaha masuk dan mendorong jumlah online shopper untuk terus naik.
M. JULNIS FIRMANSYAH