TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan maintenance, repair, and overhaul (MRO) milik Lion Air Group, yakni Batam Aero Technic (BAT), sedang mempersiapkan sertifikasi dari European Aviation Safety Agency atau EASA.
General Manager Logistics Batam Aero Technic (BAT), Dedeng Ahmadi, mengatakan setelah Juli 2017 meraih sertifikasi Federal Aviation Administration atau FAA dari Amerika Serikat, BAT mengejar sertifikasi untuk Eropa. Hal ini bertujuan agar pesawat-pesawat Lion Air Group bisa mengudara di Eropa dan sekitarnya.
"Project selanjutnya untuk approval European Aviation Safety Agency, sertifikasi dari Eropa," kata Dedeng di BAT, Rabu malam, 11 Oktober 2017.
Dedeng menjelaskan untuk memiliki sertifikasi EASA, Lion Group harus melakukan banyak peningkatan. Alasannya, sertifikasi dari Eropa ini lebih kompleks ketimbang FAA. Salah satu contonnya adalah kerapian ruangan.
Baca: Kemenhub Diminta Audit Manajemen Lion Air
BAT beroperasi sejak 2014, dan merupakan pusat perawatan dan perbaikan, meliputi Aircraft Service, Engine Service, Landing Gear Service dan Component Service, yang dibangun oleh Lion Air Group di atas lahan seluas 40 ribu meter persegi.
Hingga saat ini hanggar BAT dapat menampung 12 pesawat narrow body dan 4 pesawat wide body secara bersamaan. BAT juga dapat mengakomodasi beberapa tipe pesawat, seperti Boeing 737-300/400/500/600/700/800/900 ER, ATR 72-500/600, dan DHC 8.
Ke depan, BAT juga akan mampu melayani pesawat dengan tipe A320 NEO dan CEO, A330, Boeing 737 MAX dan Eurocopter E3135.
Dedeng menjelaskan untuk memiliki sertifikasi EASA, Lion Air Group harus melakukan banyak peningkatan. Alasannya, sertifikasi dari Eropa ini lebih kompleks ketimbang FAA. Salah satu contonnya adalah kerapian ruangan.
