TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Edi Sukmoro mengatakan reaktivasi atau mengaktifkan kembali jalur kereta api rute Bandung-Ciwidey terkendala biaya. Jalur kereta tersebut merupakan salah satu permintaan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno kepada PT KAI untuk mengaktifkan kembali jalur kereta di Jawa Barat.
“Bu Menteri (Rini) yang mengatakan persoalannya biaya reaktivasi,” ujar Edi saat menghadiri Indonesia Transport, Logistics, & Maritime Week 2017 di Jakarta International Expo, Rabu, 11 Oktober 2017.
Simak: Rombongan Raja Swedia ke Bandung Naik Kereta
Ia menjelaskan, ke depannya, jalur kereta tersebut dapat mengurangi kemacetan antara Bandung dan Ciwidey atau sebaliknya.
Adapun hal yang, menurut Edi, memberatkan pembiayaan proyek tersebut adalah jalur kereta harus dibuat mengapung (elevated). Edi mengatakan untuk tiap kilometer, diperlukan dana Rp 300-400 juta. Ia menuturkan hal tersebut dilakukan karena jalur yang akan dilintasi sudah padat penduduk.
Selain permasalahan konstruksi, masih ada beberapa permasalahan, di antaranya pembebasan lahan. “Ada yang punya KAI, tapi ada juga yang setelah diproses jadi milik orang lain,” ujarnya.
Lebih lanjut, Edi mengatakan, selain jalur tersebut, aktivasi jalur lainnya dilakukan di lintas Gedebage-Bandung. Namun, kata Edi, jalur ini khusus membawa barang. “Kita lagi jajaki sekarang dan komunikasi terus,” ucapya.
Sebelumnya Menteri Rini telah meminta PT KAI melakukan reaktivasi jalur kereta api di Jawa Barat. Adapun jalur yang direncanakan akan diaktifkan kembali adalah Bandung-Ciwidey, Banjar-Pangandaran, juga jalur kereta api Garut.
M JULNIS FIRMANSYAH