TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian menyiapkan dua model strategis dalam upaya pelaksanaan program Santripreneur, yang bertujuan mendorong penumbuhan wirausaha industri baru di lingkungan pondok pesantren. Dua model tersebut adalah Santri Berindustri dan Santri Berkreasi.
“Program Santri Berindustri memperhatikan unit industri yang telah ada dan sumber daya manusia di lingkungan Ponpes tersebut, yang terdiri dari santri dan alumni santri,” kata Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Gati Wibawaningsih dalam keterangan tertulis, Senin, 9 Oktober 2017 malam.
Menurut Gati, implementasi model Santri Berindustri, perlu dilakukan melalui program pengembangan unit industri yang telah dimiliki oleh Ponpes maupun penumbuhan unit industri baru yang potensial. Langkah ini diharapkan dapat mendorong unit industri tersebut menjadi tempat magang para SDM di lingkungan Ponpes.
Pendekatan lainnya, kata dia, adalah dengan memberikan fasilitasi melalui program pelatihan dan pendampingan, jejaring, serta pembekalan manajerial guna menempa keahlian para santri.
Sementara untuk program Santri Berkreasi, kata Gati, akan dijalankan melalui dua jenis kegiatan, yaitu Lifeskill Program dan Pesantren Animation Center (PAC). Lifeskill Program merupakan kegiatan pelatihan dan pendampingan dalam pengembangan potensi kreatif para santri maupun alumni yang terpilih dari beberapa Ponpes untuk menjadi seorang profesional di bidang seni visual, animasi dan multimedia sesuai standar industri saat ini.
Sedangkan, kegiatan PAC, menurut dia, bakal menjadi wadah bagi para santri kreatif, yang telah mendapatkan Lifeskill Program agar terus memproduksi karya digital animasi dan multimedia sehingga tercipta keberlanjutan program sebelumnya yang telah diberikan.
Program-program penumbuhan wirausaha industri baru tersebut didasari oleh Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019. Kemenperin, kata Gati, memiliki target penciptaan 5000 wirausaha baru pada tahun 2017 dan sebanyak 20 ribu wirausaha baru di akhir 2019. Selain itu, dalam upaya menghadapi era ekonomi digital dan Industry 4.0 yang membutuhkan SDM kompeten dan mampu menggunakan teknologi baru yang diterapkan oleh industri saat ini.
CAESAR AKBAR