TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian menargetkan produksi kedelai bisa mencapai 2,9 ton pada tahun 2018. Jika target tersebut tercapai, artinya Indonesia akan mencapai target swasembada kedelan tahun depan.
Kepala Subdit Kedelai Kementerian Pertanian Mulyono mengatakan penanaman di area tanam baru pada Oktober 2017 dan produktivitas 1,5 ton per ha, akan mendorong peningkatan produksi pada 2018 sebesar 2,9 juta ton. Sedangkan total kebutuhan kedelai nasional 2,4 juta ton.
"Kami mulai memacu produksi kedelai guna mencapai target swasembada pada 2018, melalui penambahan luas tanam dan bertahap mengurangi impor kedelai," kata Mulyono, Minggu, 8 Oktober 2017.
Ia menuturkan luas area tanam baru pada APBN Perubahan 2017 naik menjadi 500.000 ha dengan alokasi anggaran Rp 661 miliar, atau naik dari APBN 2017 sebesar 210.000 ha dengan alokasi anggaran Rp270 miliar. Sehingga total area tanam baru pada 2017 sebesar 710.000 ha, naik dari 2016 sebesar 210.000 ha.
Mulyono menambahkan area tanam baru diusulkan 1,5 juta ha dengan alokasi anggaran Rp1,3 triliun pada RAPBN 2018. Alokasi anggaran berupa bantuan pupuk, benih, dan Rhizobium bagi area tanam baru. Adapun, area tanam swadaya petani seluas 300.000 ha.
Sedangkan, area tanam baru 500.000 ha bakal terpusat di 20 propinsi, yakni Sumatera 153.000 ha, Jawa 130.000 ha, Kalimantan 27.000 ha, Sulawesi 110.000 ha, dan NTT serta NTB sebesar 80.000 ha. "Ini memanfaatkan lahan bekas pertambangan, perkebunan tanaman belum menghasilkan, lahan kering, lahan bera, lahan tidur, lahan pasang surut, dan lahan eks pengembangan area tanam baru jagung," katanya.
Lebih jauh ia jauh ia menuturkan rata produksi kedelai nasional mencapai 800.000 ton - 1 juta ton per tahun. Kekurangannya pasokan kedelan dalam negeri selama ini dipenuhi impor dari Amerika Serikat. Pemerintah menggandeng perguruan tinggi dalam penerapan teknologi kedelai guna mencapai produktivitas 2,5 ton - 3 ton per ha.
"Seiring peningkatan produksi, Kementerian Pertanian mendorong penggunaan kedelai lokal dengan mengurangi impor secara bertahap," ujarnya.
BISNIS | IMAM HAMDI