TEMPO.CO, Jakarta - PT Marga Mandalasakti (MMS), operator jalan tol Tangerang-Merak, memastikan tak akan ada pemutusan hubungan kerja (PHK) di perusahaan tersebut sebagai dampak penerapan transaksi nontunai atau uang elektronik. "Kami memastikan tidak ada PHK. Semua karyawan kami akan diberdayakan," ujar Kepala Divisi Hukum dan Humas PT MMS Indah Permanasari kepada Tempo seusai sosialisasi uang elektronik di Rest Area Kilometer 45, Balaraja, Jumat, 6 Oktober 2017.
Indah mengatakan, saat ini, jumlah karyawan PT MMS 500 orang, yang tersebar di kantor pusat dan kantor cabang. Menurut Indah, dengan pergantian uang cash menjadi cashless, penggunaan tenaga manusia pada jalan tol tersebut secara otomatis akan berkurang. "Karyawan kami nantinya dialihfungsikan sebagai tenaga pengawas," ucapnya.
Namun Indah mengakui penggunaan uang elektronik berdampak pada kerja sama MMS dengan sejumlah perusahaan terkait dengan tenaga kerja penyedia petugas jalan tol dan sekuriti. "Tentunya kami akan meninjau kembali perjanjian kerja sama yang sudah berjalan dan menyesuaikan dengan kondisi yang ada," tuturnya.
Indah menuturkan, selama ini, dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja untuk mengisi posisi petugas di jalan tol, seperti petugas kasir dan menjaga gardu tol, merupakan bagian dari kerja sama dengan perusahaan lain.
Jalan tol Tangerang-Merak memiliki 10 gerbang tol, yakni Cikupa I, Cikupa II, Balaraja Timur, Balaraja Barat, Ciujung, Serang Barat, Serang Timur, Cilegon Barat, Cilegon Timur, dan Merak, dengan total 87 gardu. Penerapan transaksi nontunai yang berlaku sejak 1 Oktober 2017 itu, menurut Kepala Divisi Operasi PT MMS Ega N. Boga, telah meningkatkan penggunaan uang elektronik secara massif. "Penetrasi mencapai 66 persen per 4 Oktober," katanya.
Pada 12 Oktober mendatang, pengelola jalan tol ini menargetkan transaksi uang elektronik mencapai 100 persen. Artinya, semua gardu tol akan menggunakan mesin.
JONIANSYAH HARDJONO