TEMPO.CO, Jakarta - Hingga awal kuartal keempat tahun ini pemerintah meyakini pertumbuhan ekonomi nasional akan tetap sesuai dengan proyeksi sebelumnya (on track). "Berdasar proyeksi, angkanya tidak berubah," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta Convention Center, Jumat, 6 Oktober 2017.
Hal tersebut, menurut Sri Mulyani, terlihat dari data penerimaan negara dari semua sektor yang tampak positif. Salah satunya penerimaan pajak pertambahan nilai di semua sektor produksi. "Kita enggak bicara PPh," katanya.
Baca: Pertumbuhan Ekonomi 2017 Ditargetkan 5,2 Persen, Ini Alasannya
Sebelumnya, Bank Indonesia, kata Sri Mulyani, juga menyebutkan ada tren positif yang terjadi pada September dan berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya. Karena itu, pemerintah akan mencoba mempertahankan momentum itu.
Hal senada diungkapkan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, yang meyakini pertumbuhan ekonomi pada kuartal III tahun ini bakal lebih baik dari kuartal II. "Pertumbuhannya baik, hampir 5,2 persen," ucapnya di kompleks Bank Indonesia.
Darmin menyebutkan sejumlah faktor pendukung pertumbuhan antara lain membaiknya investasi dan ekspor-impor pada kuartal III. Meski demikian, dia tidak menjelaskan secara detail mengenai hal tersebut.
Selain itu, Darmin berujar daya beli masyarakat pada kuartal III juga mulai membaik kendati banyak kabar yang menyatakan daya beli masyarakat masih lemah. "Kalau indeks persepsi begitu kan tergantung seluas apa sample-nya," tuturnya.
Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,01 persen (year on year) pada kuartal II 2017. Dari sisi produksi, pertumbuhan itu didorong hampir seluruh lapangan usaha, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha informasi dan komunikasi 10,88 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai komponen pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga, yang tumbuh 8,49 persen.