TEMPO.CO, Tangerang - Kepala Sistem Pembayaran PUPR dan Keuangan Inklusif Bank Indonesia Banten Ferry Tumpal mengakui saat ini ada keterbatasan dalam memproduksi uang elektronik sebagai alat pembayaran nontunai di jalan tol. Sehingga hal itu menimbulkan kelangkaan uang elektronik di sejumlah wilayah di Banten.
"Karena untuk mengeluarkan kartu elektronik itu, perbankan tidak bisa langsung cetak. Ada proses yang harus ditempuh," kata Ferry dalam sosialisasi uang elektronik yang digelar PT Marga Mandalasakti, Jumat, 6 Oktober 2017.
Ferry mengakui penerapan uang elektronik untuk transaksi di jalan tol per 1 Oktober memicu meningkatnya permintaan uang elektronik. "Pada 1-4 Oktober, sebanyak 2.997 kartu elektronik ludes," katanya.
Selain itu, kata Ferry, uang elektronik disebar ke seluruh Indonesia, tidak hanya untuk pembayaran tol, tapi juga untuk transaksi lain. Ia mengakui penetrasi transaksi nontunai di jalan tol Tangerang-Merak pada pekan pertama Oktober ini baru mencapai 66 persen karena terbatasnya kartu elektronik. "Ada korelasinya," tuturnya.
Kepala BNI Banten Dedy Rahmanto menambahkan, kelangkaan uang elektronik yang dikeluarkan BNI karena pencetakan kartu terbentur kegiatan internal, seperti bakti sosial. “Berbenturan dengan kegiatan internal kami sehingga sempat tersendat," katanya.
Dalam program bakti sosial yang digelar BNI belum lama ini, kata Dedi, sebanyak 5.000 uang elektronik didrop.
Dedi mengakui permintaan terhadap uang elektronik BNI saat ini cukup besar. Setiap hari 45 ribu kartu dicetak dan 25 ribu kartu di antaranya didistribusikan ke semua daerah di Indonesia.
JONIANSYAH HARDJONO