INFO TRAVEL - PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk sebagai pengelola kawasan wisata terpadu Taman Impian Jaya Ancol memiliki inisiatif untuk mengolah sampah yang berada di kawasan rekreasi secara mandiri. Selama ini permasalahan sampah merupakan salah satu dampak dari kehidupan. Tidak hanya di kawasan permukiman dan perkantoran, sampah juga menjadi sorotan di kawasan wisata.
Dalam implementasinya, pengolahan sampah kawasan sudah dimulai sejak tahun 2012 dan diresmikan oleh Gubernur Fauzi Bowo. Tempat pengolahan sampah mandiri Ancol Zero Waste ini memiliki luas 360 meter persegi dan terletak di bagian timur kawasan rekreasi Ancol.
Proses pengolahan sampah terdiri dari dua jenis yaitu sampah organik (daun, ranting dan dahan) dan sampah anorganik (plastik). Sampah organik diolah menjadi pupuk kompos yang selanjutnya akan digunakan untuk pemupukan dan perawatan taman di area rekreasi dan properti Ancol. Sampah yang dihasilkan dari unit Atlantis Water Adventure, Dunia Fantasi, Allianz Ecopark, Seaworld Ancol, Putri Duyung Ancol dan Ocean Dream Samudra rata-rata berjumlah 122 meter kubik per bulan dan menghasilkan 80 persen pupuk kompos dan sisanya adalah sampah anorganik.
Sementara volume sampah yang dihasilkan dari kawasan taman dan pantai berjumlah 45.713 meter kubik atau rata-rata 3.809 meter kubik per bulan, namun saat ini belum dapat diolah secara mandiri karena kapasitas tempat yang belum memadai. Untuk membuat kawasan pantai menjadi bersih dan nyaman, manajemen mengalokasikan biaya sekitar Rp 40 miliar per tahun.
Volume sampah yang diolah nantinya akan meningkat karena manajemen berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas pengolahan sampah tidak hanya di kawasan rekreasi tetapi juga properti. Untuk kawasan properti, manajemen mengalokasikan biaya sekitar Rp 6,7 miliar setahun dengan volume sampah rata-rata 2.100 meter kubik perbulan. Harapannya, Ancol dapat menjadi kawasan wisata terpadu yang terawat, bersih serta peduli terhadap kualitas lingkungan yang lebih baik. (*)