TEMPO.CO, Jakarta - CEO Strategic Development and Services Sinar Mas Land Ishak Chandra memprediksi kinerja industri properti secara keseluruhan tahun ini tak jauh berbeda dibanding 2016. Meski terjadi pertumbuhan, kenaikannya tak terlalu signifikan.
Ishak mengatakan pelaku pasar saat ini masih menahan diri untuk membeli properti. "Orang masih wait and see," katanya di Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis, 5 Oktober 2017.
Baca Juga:
Baca: Penjualan Properti Terus Naik hingga 2018, Termasuk Apartemen
Perilaku tersebut, menurut Ishak, terjadi akibat hilangnya harapan terhadap pertumbuhan properti. Hal ini salah satunya dipicu perhelatan pemilihan umum yang akan digelar pada 2019. Berdasarkan siklus, enam bulan hingga satu tahun sebelum pemilu, industri properti akan menurun sekitar 30-40 persen.
Meski cenderung wait and see, Ishak mengatakan kemampuan beli masyarakat tetap terjaga. Dia merujuk pada pendapatan program Price Amnesty Sinar Mas Land pada tahun lalu yang mencapai Rp 2,1 triliun dalam tiga bulan.
Selain itu, menurut Ishak, banyak warga yang menyimpan dananya dalam bentuk aset. Dengan kondisi pasar seperti ini, masyarakat diperkirakan lebih memilih menyimpan aset ketimbang menjualnya dengan harga yang lebih rendah.
Adapun kecenderungan pelaku pasar diprediksi terus melakukan wait and see hingga 2019. Ishak memperkirakan industri properti baru akan tumbuh tinggi pada periode tersebut.