TEMPO.CO, Jakarta - Harga batu bara kembali mengakhiri reli penguatan tiga hari berturut-turut pada perdagangan kemarin, Kamis 5 Oktober 2017.
Pada perdagangan Kamis, harga batu bara untuk kontrak Januari 2018, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, ditutup melemah 0,74 persen atau 0,65 poin di US$87,15 per metrik ton.
Batu bara mengakhiri penguatannya setelah pada perdagangan sebelumnya, ditutup naik 1,21 persen atau 1,05 poin ke level US$87,80 per metrik ton.
Pelemahan harga batu bara ini justru terjadi di saat harga minyak mentah WTI mencatat rebound dan kembali menembus US$50 per barel setelah dua negara pengekspor minyak terbesar di dunia mengisyaratkan akan melanjutkan kerja sama untuk mengurangi kelebihan minyak mentah global.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November berakhir menguat 81 sen di US$50,79 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Desember pada Kamis ditutup menguat US$1,20 di US$57 per barel, di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.
Bursa berjangka minyak di New York menguat setelah Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz melakukan perjalanan historik mengunjungi Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dalam pertemuan keduanya, Raja Salman menyatakan keinginan untuk mempertahankan pembatasan produksi yang disepakati dengan Rusia dan produsen lainnya 10 bulan lalu.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa kemungkinan perpanjangan kesepakatan dengan OPEC untuk mengurangi produksi, yang akan berakhir pada bulan Maret, setidaknya harus dilakukan sampai akhir 2018.
BISNIS.COM