Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mendorong Ekonomi Kreatif dengan Aplikasi

image-gnews
Mendorong Ekonomi Kreatif dengan Aplikasi
Mendorong Ekonomi Kreatif dengan Aplikasi
Iklan

INFO NASIONAL - Bagi Indonesia, salah satu  peluang besar dari keberadaan industri mobile adalah penyediaan aplikasi. Sebab, tidak perlu banyak persiapan seperti halnya membangun infrastruktur membuat ponsel. Cukup dengan beberapa komputer lengkap dengan programmer, abrakadabra sudah bisa langsung mendunia.

Aplikasi di smartphone menjelma jadi pendorong ekonomi. Sekitar 900 miliar jam dihabiskan masyarakat dunia di aplikasi smartphone selama 2016. “Pada 2020, sekitar 10-12 persen ekonomi digital akan disumbang sektor digital, baik device, network, aplikasi, maupun penyiaran digital,” kata Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara beberapa waktu lalu. Khusus sektor aplikasi, kata Rudi, sektor ini tumbuh sekitar 12 persen hingga saat ini dan sangat menunjang visi pemerintah menjadi pasar ekonomi digital terbesar di Asia Pasifik pada 2020.

Baca Juga:

Indonesia, yang dianugerahi keragaman dan sumber daya manusia melimpah, dapat menggunakan itu melalui aplikasi. Tentu masih ingat bagaimana Own Games, pengembang games di Bandung, berhasil menggegerkan dunia aplikasi dengan aplikasi Tahu Bulat. Aplikasi itu sangat dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia karena dengan mudah menemukan penjual tahu bulat di sudut-sudut gang. Apakah aplikasi seperti permainan jual bakso atau cilok juga dibuat? Ya, tapi tidak semeledak tahu bulat yang punya jutaan unduhan di Google Play maupun Apple Store.

Meski sumbangan aplikasi terhadap ekonomi masih dipertanyakan sejumlah pihak, riset dari AppAnnie (www.appannie.com) ini menunjukkan ekonomi aplikasi nyata dan tumbuh pesat. Selama 2016, terjadi pertumbuhan 25 persen dibanding tahun sebelumnya. Konsumen menghabiskan waktu sekitar 900 miliar jam berkutat dengan aplikasi.

Pertumbuhan sebesar itu datang dari negara-negara berkembang yang penjualan smartphone-nya meningkat pesat, seperti Brazil dan India. Total unduhan aplikasi juga meningkat 15 persen menjadi 90 miliar yang dipicu pertumbuhan pengguna smartphone di Brazil, India, serta Meksiko. Kontribusi ekonomi aplikasi ini juga datang dari aplikasi non-game, seperti mobile banking, aplikasi pekerjaan, dan rumah tangg.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mau lihat betapa besar ekonomi aplikasi ini? Pendapatan bagi penerbit aplikasi langsung dari iOS dan Google Play diperkirakan mencapai US$ 35 miliar dolar di seluruh dunia pada 2016. Angka ini meningkat 40 persen dari sebelumnya. Bila ditambahkan dengan app-store pihak ketiga dan pendapatan dari iklan dalam aplikasi, App Annie memperikirakan pendapatannya sekitar US$ 90 miliar dolar. Seperti diperkirakan mayoritas pendapatan datang dari kategori game, sekitar 75 persen dari iOS dan 90 persen dari Google Play Store.

Artinya, ada celah pasar bagi non-game yang dapat mengikat pengalaman pelanggan, seperti aplikasi perbankan atau pemetaan. Seperti yang terjadi di Indonesia, bagaimana perbankan getol menawarkan mobile banking, sedangkan aplikasi pemetaan digunakan untuk basis layanan transportasi online, baik sepeda motor maupun mobil.

Pokemon Go tercatat sebagai game yang paling cepat menghasilkan uang dengan pendapatan US$ 800 juta, tapi hanya bertahan hingga 100 hari saja. Candy Crush malah lebih awet hingga 250 hari serta Clash of Clan (CoC) lebih dari 500 hari. Selain itu, App Annie mencatat aplikasi berbasis video akan makin meledak ketika berbagai operator menawarkan opsi data unlimited. Peran operator sangat kentara dalam melayani kebutuhan masyarakat tersebut karena dengan jaringan data yang cepat, stabil, serta harga terjangkau, masyarakat dapat maksimal memanfaatkannya menggapai kesejahteraan.(*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

22 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

28 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.


Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

5 Februari 2024

Ferdinand
Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

Kemenangan Bongbong, nama beken dari Ferdinand Marcos Jr. sering dikaitkan dengan penggunaan media sosial seperti Tiktok, Instagram dan Facebook secara masif, selain politik gimmick nir substansi berupa joget-joget yang diperagakan Bongbong.


Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

22 Januari 2024

Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

Ajakan mengimplementasikan nilai Pancasila ditegaskan kepada kader Pemuda Pancasila Banjernegara.


Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

15 Januari 2024

Tangkapan layar tayangan video Tempo.co berisi kampanye Prabowo Subianto di Riau, Pekanbaru, Selasa, 9 Januari 2024.
Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

Pernyataan Prabowo soal HGU yang kuasainya disampaikan tanpa terkesan ada yang salah dengan hal tersebut. Padahal Undang-Undang 1/1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) memandatkan hal yang berbeda.


Membatalkan Hasil Pilpres sebagai Keniscayaan

15 Januari 2024

Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman (kanan) dan Wakil Ketua MK Aswanto (tengah) meninggalkan ruang sidang seusai mengikuti sidang pleno penyampaian laporan tahun 2019 di Gedung MK, Jakarta, Selasa 28 Januari 2020. Sejak berdiri pada tahun 2003 hingga Desember 2019 MK telah menerima sebanyak 3.005 perkara. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Membatalkan Hasil Pilpres sebagai Keniscayaan

Kita menunggu Mahkamah Konstitusi mewariskan putusan yang berpihak kepada hukum dan kebenaran, karena kalau hukum tidak ditegakkan, maka tirani yang akan leluasa merusak harkat dan mertabat bangsa Indonesia.


Bancakan Proyek Sengkarut Nasional

15 Januari 2024

Mantan Menkominfo Johnny G. Plate divonis 15 tahun penjara setelah ditetapkan sebagai tersangka pada 17 Mei 2023 dalam kasus korupsi proyek pembangunan Base Transceiver Station (BTS) 4G yang dikerjakan Kemenkominfo. Johnny bersama sejumlah tersangka lainnya diduga melakukan pemufakatan jahat dengan cara menggelembungkan harga dalam proyek BTS dan mengatur pemenang proyek hingga merugikan negara mencapai Rp 8 triliun. TEMPO/M Taufan Rengganis
Bancakan Proyek Sengkarut Nasional

PPATK menemukan 36,67 persen aliran duit dari proyek strategis nasional mengalir ke politikus dan aparatur sipil negara. Perlu evaluasi total.