Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bank Dunia: Ekonomi RI Bisa Tumbuh 5,1 Persen, Asalkan..

Reporter

Editor

image-gnews
Pekerja menyelesaikan pembangunan infrastruktur. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Pekerja menyelesaikan pembangunan infrastruktur. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Iklan

TEMPO,CO. Jakarta - Bank Dunia menyebutkan sejumlah syarat agar pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,1 persen di akhir tahun. Proyeksi pertumbuhan ekonomi itu menurun dibanding prediksi sebelumnya per Juni lalu sebesar 5,2 persen.

Terkait hal itu, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves mengapresiasi kebijakan fiskal yang diberlakukan pemerintah. Pasalnya, hal tersebut dinilai efektif fundamental ekonomi makro Indonesia.

Baca: BI: Belanja Pemerintah Jadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi 2017

Untuk menjaga momentum pertumbuhan itu, menurut Rodrigo, pemerintah harus menjaga iklim investasi agar terus membaik dan mencapai tingkat pertumbuhan tertinggi sejak triwulan keempat 2015. Hal itu didorong investasi di sektor bangunan gedung dan struktur.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Intensitas investasi langsung asing yang tinggi juga berkontribusi terhadap pertumbuhan investasi tersebut. "Pertumbuhan yang tinggi dalam investasi konstruksi sebagian mencerminkan peningkatan investasi infrastruktur publik, pada paruh pertama tahun ini," kata Rodrigo.

Dalam laporan triwulanan perekonomian Indonesia yang dirilis Bank Dunia per Oktober 2017, proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional diturunkan dari angka sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017 diprediksi sebesar 5,1 persen, menurun dari prediksi pada Juni lalu sebesar 5,2 persen. "Tidak adanya percepatan menjadi masalah yang perlu diperhatikan, mengingat lingkungan eksternal dan momentum reformasi kebijakan domestik yang baik," ujar Rodrigo.

Menurut Rodrigo, perekonomian global yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi tengah membaik seiring meningkatnya perdagangan internasional. Kondisi moneter di negara-negara maju pun tercatat stabil selama triwulan terakhir. "Harga komoditas walau menurun selama kuartal kedua, tetap lebih tinggi dibandingkan dengan 2016."

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bank Dunia Punya Bos Baru

17 April 2012

Dr. Jim Yong Kim. REUTERS/Bruno Domingos
Bank Dunia Punya Bos Baru

Bank Dunia, lembaga keuangan tertinggi dunia yang diakui secara global kini punya bos baru. Sejak 16 April 2012, seorang warga negara Amerika keturunan Korea Selatan, Jim Yong Kim duduk di kursi teratas Bank Dunia


Bank Dunia, Siapa Punya? *)

9 April 2012

Bank Dunia, Siapa Punya? *)

Ada rumor yang mengatakan Amerika kemungkinan besar akan ngotot mempertahankan proses seleksi yang tidak wajar ini, dengan ia yang menentukan siapa yang akan menjabat Presiden Bank Dunia semata-mata karena, dalam tahun pemilihan presiden di Amerika sekarang ini, pesaing-pesaing Obama akan membesar-besarkan hilangnya kendali Amerika atas Bank Dunia sebagai tanda kelemahan.


Siapa Presiden Bank Dunia Mendatang? *)

27 Februari 2012

Siapa Presiden Bank Dunia Mendatang? *)

Di masa mendatang, Bank Dunia harus bergeser dari pinjaman kepada pemerintah ke pembiayaan pengadaan global public goods. Semakin berhasilnya negara-negara berkembang mencapai kemajuan juga merupakan tantangan intelektual terhadap Bank Dunia sebagai bayangkara penelitian dan pemikiran kebijakan di bidang ekonomi pembangunan.


Memilih Ketua Baru IMF

13 Juni 2011

Memilih Ketua Baru IMF

Apa yang kita saksikan sekarang--kampanye terbuka, bukan seleksi dalam ruang tertutup--tampaknya merupakan langkah menuju arah yang benar. Tapi kita berharap janji-janji kampanye tidak akan mengikat tangan pemimpin yang baru nanti, seperti begitu sering terjadi dalam pemilihan politik.