TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini, Senin, 2 Oktober 2017, ditutup melemah 0,50 persen atau 68 poin di level Rp 13.540 per dolar Amerika Serikat (AS).
Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp 13.475–Rp 13.578 per dolar AS.
Menurut ekonom ING, Joey Cuyegkeng, pelemahan rupiah dipengaruhi kebijakan fiskal dan moneter AS.
“Bank Indonesia mungkin akan lebih berhati-hati saat rupiah melemah akibat kebijakan moneter dan fiskal AS dan karena investor mengambil untung dalam obligasi pemerintah daerah,” kata Cuyegkeng.
Rupiah memimpin pelemahan mayoritas kurs Asia, diikuti peso Filipina sebesar 0,44 persen, dan dolar Taiwan yang melemah 0,36 persen.
Baca: Akhir September, Rupiah Menguat 43 Poin
Adapun rupee India dan renminbi China masing-masing terpantau menguat 0,35 persen dan 0,12 persen.
Mata uang emerging markets di Asia melemah, memperpanjang aksi jual pekan lalu, saat tren penguatan dolar AS berlanjut seiring dengan optimisme bahwa Presiden AS Donald Trump akan membuat kemajuan dalam rencana reformasi pajaknya.
“Mata uang Asia lemah karena dolar AS tetap mendapatkan dukungan,” kata Sook Mei Leong, kepala riset pasar global Asia Tenggara di Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ. “Pasar melihat pemulihan dalam pembelian dolar. Masih ada juga ekspektasi penaikan suku bunga Fed.”
Nilai tukar rupiah Senin pagi, 2 Oktober 2017, dibuka dengan pelemahan tipis 0,04 persen atau 6 poin di level Rp 13.478.