TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengingatkan menteri dan pimpinan lembaga agar membantu para investor. Berbagai persoalan atau hambatan yang dihadapi investor harus segera diatasi agar rencana penanaman modal terealisasi dan pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Jangan biarkan investor wait and see. Dunia usaha harus difasilitasi, dibantu," kata dia dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin, 2 Oktober 2017. Menurut dia, upaya membantu pelaku dunia usaha penting sebab keberadaannya membantu pemerintah di sektor lapangan kerja dan infrastruktur. Satu hal yang menjadi perhatian presiden ialah persoalan perizinan yang harus dibuat mudah.
Baca: Penting, Sri Mulyani Jelaskan Pertumbuhan Ekonomi 2017 ke DPR
Upaya untuk membantu investor terus disampaikan Presiden Jokowi. Dari berbagai pertemuan dengan pelaku usaha, presiden mengatakan sering mendapat masukan. "Ngomongnya kalau saya tanya, wait and see. Artinya kalau ada masalah di kementerian segera diselesaikan," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Tak hanya soal mempermudah investor, Presiden Jokowi juga ingin APBN 2018 bisa menekan masalah kemiskinan. Bila perlu tahun depan anggaran negara yang berkaitan dengan kemiskinan dan ketimpangan bisa ditambah. "Anggaran yang berkaitan dengan ini agar betul-betul diperhatikan dan ditambah," ucapnya.
Dalam RAPBN 2018, pertumbuhan ekonomi ditargetkan mencapai 5,2-5,6 persen dengan laju inflasi sebesar 2,5-4,5 persen. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dipatok sekitar Rp 13.300-13.500. Sementara suku bunga SPN tiga bulan sebesar 4,8-5,6 persen.
Juni lalu, dalam rapat Badan Anggaran DPR, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertumbuhan ekonomi pada 2018 akan ditopang oleh perbaikan ekspor dan pertumbuhan sejumlah sektor ekonomi.
ANGELINA ANJAR SAWITRI