TEMPO.CO, Jakarta - Analis Binaartha Securitas Reza Priyambada melihat laju rupiah mampu bergerak menguat melampaui perkiraan dari sebelumnya yang diperkirakan akan melemah seiring masih menguatnya laju USD. Diperkirakan rupiah akan bergerak dengan kisaran support 13.515 dan resisten 13.430.
"Kenaikan rupiah tersebut seiring penilaian BI dimana inflasi di bulan September akan tetap terjaga dan kemungkinan akan kembali mengalami deflasi karena penurunan sejumlah harga bahan pangan," kata Reza Priyambada, Senin, 2 Oktober 2017.
Di Bank Indonesia tercatat nilai tukar rupiah terhadap USD Rp 13.492 pada 29 September 2017. Sedangkan target inflasi 2017 yaitu 4 persen.
Dengan adanya penurunan sejumlah harga bahan pangan, maka pelaku pasar mengasumsikan terjaganya pasokan barang sehingga membuat harga lebih murah. Menurut Reza, dengan begitu tentu imbasnya akan bagus untuk peningkatan konsumsi masyarakat.
"Adanya asumsi tersebut berimbas positif pada laju rupiah meskipun di pasar valas global pergerakan USD masih cenderung menguat seiring penilaian adanya perbaikan ekonomi AS dengan adanya program reformasi perpajakan," kata Reza Priyambada.
Diharapkan rupiah dapat memanfaatkan masih adanya keraguan pasar terhadap kenaikan USD. Sejumlah pengamat pasar masih bersikap tetap skeptis terhadap prospek jangka panjang USD.
"Tetap mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuat pergerakan rupiah kembali variatif melemah," kata Reza Priyambada.
HENDARTYO HANGGI