TEMPO.CO, Jakarta - IHSG diprediksi bergerak menguat terbatas pada awal pekan bulan Oktober ini, Senin 2 Oktober 2017, dengan rentang pergerakan 5.872-5.930.
Analis Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan mengawali bulan baru yang akan diisi dengan rilis data perekonomian baru.
"Data inflasi yang disinyalir masih akan berada dalam kondisi terkendali, tentunya hal ini akan dapat menjaga serta menopang pola gerak IHSG hingga beberapa waktu mendatang," kata dia seperti dikutip dari Bisnis.com, Senin 2 Oktober 2017.
Selain itu data perekonomian tentang tingkat kepercayaan konsumen dan cadangan devisa akan turut mewarnai pola gerak IHSG dalam pekan ini.
Analis Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi menjelasakan akhir pekan mayoritas indeks di Asia bergerak cukup optimistis meskipun Indeks saham Jepang Nikkei (-0.03 persen) dan Topix (-0.08 persen) dibuka terkoreksi namun di tutup mendekati zona hijau.
IHSG (+1.02 persen) ditutup optimis menguat 59.80 poin dilevel 5900.85 diakhir pekan. Meskipun aktifitas investor asing tercatat net sell -1.13 Triliun rupiah dengan saham TLKM (-0.64 persen) dan BBCA (+2.40 persen) menjadi yang terbanyak keluarnya investor Asing.
Perkiraan deflasi pada bulan September oleh BI membawa angin positif melihat rendahnya tingkat suku bunga.
Investor terus menimbang prospek pemotongan pajak di Ekonomi terbesar di dunia. Data-data ekonomi di Eropa menggarisbawahi pemulihan ekonomi diantaranya Berkurangnnya tingkat pengaguran.
IHSG bergerak berhasil menguji MA50 sebagai support terdekat dengan rebound menguat menuju level tertinggi tahun ini. Indikator Stochastic yang golden-cross pada area oversold menguatkan signal bullish hingga kembali berpotensi menguji resistance dan upper bollinger bands.
Diperkirakan IHSG bergerak menguat terbatas diawal pekan dengan range pergerakan 5.872-5.930.
Saham-saham yang masih dapat diperhatikan diantaranya AALI, ANTM, BBNI, BBTN, EXCL, JSMR, PTPP.
BISNIS.COM