INFO MPR - Wakil Ketua Lembaga Pengkajian MPR RI Ahmad Farhan Hamid berharap para dosen yang mengikuti pelatihan untuk pelatih (training of trainers) Empat Pilar MPR bisa menularkan nilai-nilai positif dan menyebarkan hasil pelatihan kepada mahasiswa, keluarga dan masyarakat. Tujuannya, agar semua warga negara mengetahui prinsip hidup berbangsa dan bernegara.
"Saya berharap para dosen peserta pelatihan untuk pelatih yang jumlahnya 100 orang ini, setelah mengikuti pelatihan dan kembali ke kampus bisa menyebarkan kepada para mahasiswa, kemudian juga kepada keluarga dan masyarakat. Para dosen bisa menularkan nilai-nilai positif itu," ujar Ahmad Farhan yang ditemui di sela-sela diskusi kelompok pada pelatihan untuk pelatih di lingkungan perguruan tinggi negeri dan swasta se-Provinsi Aceh di Hotel Hermes, Banda Aceh, Minggu, 1 Oktober 2017. Ahmad Farhan Hamid menjadi penyelia dalam diskusi kelompok ini.
Dia mengibaratkan pelatihan untuk pelatih ini seperti menanam pohon yang menghasilkan buah. Melalui pelatihan ini, dia berharap para dosen bisa melahirkan masyarakat yang memahami pedoman hidup berbangsa dan bernegara. "Semua warga negara sebaiknya mengetahui tentang prinsip-prinsip bernegara yang kita sebut dengan Empat Pilar MPR RI," ucapnya. "Kalau sudah mengetahui prinsip bernegara itu, mudah-mudahan tidak timbul saling fitnah, curiga mencurigai, ketidakadilan," katanya.
Dengan cara itu, lanjut Farhan Hamid, semua pihak bisa memupuk Keindonesiaan menjadi negara yang lebih maju. Sebab, tantangan ke depan bangsa ini adalah bersaing dengan negara lain untuk perbaikan kehidupan dan kesejahteraan. "Hasil kajian Lembaga Pengkajian (MPR) menemukan perlu sirkulasi yang lebih cepat untuk sosialisasi nilai-nilai kebangsaan," kata Wakil Ketua MPR periode 2009 - 2014 ini.
Farhan Hamid menjelaskan training of trainers Empat Pilar MPR ini mengumpulkan para dosen dari perguruan tinggi negeri dan swasta se-Provinsi Aceh. Dosen-dosen ini kelompok strategis. Mereka diberi kebebasan untuk membahas mulai proses pra kemerdekaan sampai di awal kemerdekaan. Saat itu, ada diskusi di antara pemimpin bangsa menjelang kemerdekaan Indonesia mengenai dasar negara hingga merumuskan sila-sila Pancasila. "Para dosen ini membahas secara berulang-ulang sampai bisa memahami mengapa MPR periode 1999 - 2004 memutuskan tidak melakukan perubahan pada pembukaan UUD," tuturnya.
Dalam diskusi kelompok, Farhan Hamid menilai peserta sangat dinamis. "Yang membuat saya terkejut peserta dinamis sekali. Mereka memasukkan tantangan lain di luar tantangan internal yang sudah teridentifikasi. Mereka melahirkan gagasan baru seperti tantangan penyalahgunaan narkoba, bagaimana warga negara taat membayar pajak sebagai sumber penerimaan negara," ujarnya.
"Kita dapat pikiran-pikiran seperti itu dalam diskusi kelompok pada pelatihan Empat Pilar MPR ini. Saya harap MPR merumuskan ulang dengan masukan ini," katanya. (*)