TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Institute for Development Economic and Finance Enny Sri Hartati mengatakan Indonesia memang sangat perlu mengembangkan industri pesawat. Dia mengapresiasi langkah Presiden Indonesia Ketiga B.J. Habibie yang mengajak masyarakat untuk berpartisipasi mengembangkan pesawat R80 melalui urun dana.
"Habibie ingin melibatkan masyarakat untuk terlibat membangun lagi industri yang strategis itu," kata Enny kepada Tempo di Jakarta, Sabtu, 30 September 2017.
Ia menuturkan Indonesia merupakan negara kepulauan yang sudah pasti memerlukan konektifitas antar pulau. Nah, pengembangan industri kerdirgantaraan merupakan suatu keharusan sebagai penunjang transportasi udara antar pulau. "Melihat keadaan Indonesia yang seperti itu, seharusnya pengembangan industri pesawat perlu mendapat dukungan," ujarnya.
Enny melihat Indonesia merupakan negara yang mampu untuk menjalankan industri kedirgantaraan, tetapi sejauh ini masih diabaikan. Menurutnya, sekarang saatnya dengan dukungan masyarakat Indonesia, industri kedirgantaraan negeri ini bangkit.
Industri pesawat, kata dia, mempunyai peranan penting untuk menunjang konektifitas antar pulau melalui jalur udara. Selain itu, industri kedirgantaraan memang sudah semestinya dijadikan industri strategis nasional.
"Selama ini kita mampu impor. Kenapa tidak bikin sendiri saja," kata Enny. Apalagi, kata dia lagi, industri pesawat Indonesia tidak kalah dengan negara lain. "Ada pesawat Indonesia yang sudah dipesan negara lain."
Namun, di sisi lain, Enny menyayangkan Indonesia kerap membeli kebutuhan pesawat transportasi dalam jumlah banyak ke negara lain. "Impor Indonesia sangat luar biasa dalam membeli pesawat. Bahkan pesawat bekas dibeli, artinya kita memang butuh membangun industri pesawat sendiri," ucapnya.
"Sejauh ini tidak terlihat peran pemerintah yang fokus untuk membangun industri kedirgantaraan, padahal Indonesia sudah punya keunggulan dari SDM," ucapnya menambahkan.
Rencananya purwarupa pesawat R80 akan diujiterbangkan pada 2022. Setelah melewati proses sertifikasi, pesawat R80 akan diproduksi massal pada 2055 untuk melayani penerbangan jarak pendek hingga menengah.
IMAM HAMDI