TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong percepatan pembangunan Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat.
“Kami memberikan apresiasi terhadap kerja sama antara Indonesia dan Jepang dalam pembanguan Pelabuhan Patimban ini. Industri akan berkembang kalau segera diselesaikan. Apalagi akan dibangun port khusus industri otomotif,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto dalam siaran pers, Kamis, 28 September 2017.
Menperin dalam Rapat Koordinasi Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia di Bandung, Jawa Barat, Rabu, 27 September 2017, memproyeksikan dengan adanya pelabuhan yang porsi sahamnya 49 persen milik Jepang ini, ekspor otomotif bakal meningkat hingga 30 persen. Pasalnya, mayoritas produsen otomotif berada di Jawa Barat.
Saat ini, produksi industri otomotif di Indonesia mencapai 1,1 juta unit per tahun dengan ekspor sebesar 200 ribu unit per tahun. “Di samping itu bisa berperan mendukung global supply chain industri otomotif nasional,” ucapnya.
Baca: Pembebasan Lahan Pelabuhan Patimban Segera Dimulai
Airlangga juga berharap, Pelabuhan Patimban dapat menurunkan beban lalu lintas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, termasuk lalu lintas angkutan barang di sepanjang tol Cikampek menuju Jakarta.
“Ini menjadi wujud nyata pemerintah untuk menyelesaikan persoalan logistik. Karena kalau dari Jawa Barat ke Tanjung Priok, biayanya mencapai USD 4,9 per kilometer. Sedangkan, best practice di negara lain hanya USD 1 per kilometer, sehingga Pelabuhan Patimban mendorong industri lebih kompetitif,” ujarnya menegaskan.
Menperin menjelaskan dasar Hukum Pembangunan Pelabuhan Patimban adalah Peraturan Presiden (Perpres) No. 3 tahun 2016 tentang percepatan pelaksanaan proyek strategis nasional dan Perpres No 47 Tahun 2016 tentang penetapan pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang sebagai proyek strategis nasional.