INFO NASIONAL - Pengembangan ekonomi potensial di Jawa Barat bagian selatan difokuskan pada optimalisasi pengolahan hasil pertanian yang berdaya saing tinggi melalui industri berbasis pertanian. Hal ini diungkapkan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo saat membacakan beberapa kesepakatan rapat koordinasi pemerintah, pemerintah daerah, dan Bank Indonesia (Rakorpusda) di Intercontinental Hotel, Dago, Bandung, Rabu, 27 September 2017.
“Juga dilakukan pengembangan sektor pariwisata, termasuk sektor maritim sebagai quick wins untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi Jawa Barat bagian selatan,” ujar Agus. Ia menyatakan dalam konteks perekonomian Jawa Barat, terdapat tantangan berupa ketimpangan ekonomi secara spasial antara Jawa Barat bagian utara dan selatan serta kesenjangan ekonomi yang tinggi di daerah perkotaan. “Upaya mengatasi kesenjangan dan meningkatkan kesejahteraan memerlukan peran aktif semua unsur masyarakat, termasuk pesantren,” katanya.
Ada lima kesepakatan dalam Rakorpusda yang diselenggarakan BI bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. Kesepakatan itu meliputi percepatan pembangunan infrastruktur di Jawa Barat yang akan mendukung tumbuhnya sektor-sektor ekonomi potensial serta mendorong berkembangnya sektor ekonomi potensial daerah sebagai sumber pertumbuhan baru yang disesuaikan dengan karakteristik daerah. “Jawa Barat bagian utara perlu difokuskan pada sektor industri yang berdaya saing tinggi, padat karya, juga berorientasi ekspor. Antara lain industri otomotif dan alat transportasi, industri makanan dan minuman, industri elektronik dan telematika, serta industri tekstil dan produk tekstil,” ucapnya.
Selain pengembangan infrastruktur fisik, Rakorpusda menyepakati peningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan vokasi. Dilakukan pula peningkatan skala ekonomi serta kapasitas industri kecil dan menengah di Jawa Barat beserta produknya melalui pendampingan yang memastikan adanya jaminan produk, keamanan, juga standar.
Sedangkan, untuk pengembangan sektor pariwisata, dilakukan strategi penguatan atraksi, akses, dan amenitas (3A) sebagai quick wins melalui pengembangan destinasi unggulan pariwisata tematik, yakni wisata bahari, wisata sejarah, religi, tradisi seni budaya, serta desa wisata. “Prioritas destinasi wisata yang dapat dikembangkan, antara lain Pelabuhan Ratu dan Tanjung Lesung. Di samping itu, akan dilakukan penguatan branding dan promosi pariwisata yang terintegrasi dengan mengoptimalkan penggunaan teknologi serta e-commerce,” ujarnya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan menambahkan, Rakorpusda sepakat fokus agar program-program di lapangan berjalan secara menyeluruh, holistik, terintegrasi, dan tidak terpecah-pecah di sana-sini. Ia memastikan agar proyek berjalan sesuai jadwal dengan mempercepat penyelesaian pembebasan tanah, izin, dan sebagainya. “Perlu komitmen pemerintah sampai bupati dan wali kota agar tidak ada masalah yang menghambat berjalannya proyek. Mari kita sama-sama hilangkan masalah serta betul-betul kerja yang terbaik melayani rakyat,” ucap Luhut.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heriawan optimistis pembangunan berbagai proyek infrastruktur dapat mempercepat pergerakan ekonomi di selatan Jawa Barat. “Ini akan mengatasi ketimpangan yang ada,“ tuturnya. Terkait dengan pembangunan jalan tol Bogor Ciawi dan Sukabumi (Bocimi), menurut Ahmad, akses ke daerah wisata di Pelabuhan Ratu akan semakin dekat. “Apalagi, saat ini, mulai kawasan Ujung Genteng, Pelabuhan Ratu, hingga Cisolok sedang didaftarkan menjadi UNESCO Global Geopark. Jika disetujui, kawasan ini akan naik level menjadi destinasi tingkat dunia. Tentu nantinya akan ikut menggerakkan perekonomian masyarakat,” katanya.(*)