TEMPO.CO, Jakarta - Bank Mandiri menggelar seminar bertajuk 'Beyond Wealth' untuk mengenalkan dua jenis investasi non konvensional pada 400 orang nasabah prioritasnya. Bentuk yang dikenalkan yakni investasi pada perusahaan rintisan (StartUp) dan investasi pada karya seni.
“Kami berharap ajang ini dapat memperluas horizon nasabah premium kami dalam berinvestasi dan menempatkan aset mereka ,” ujar Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo di awal seminar yang diadakan di Ballroom Pacific Place, Jakarta Pusat, pada Selasa, 26 September 2017.
Simak: Rencana Akusisi, Bank Mandiri Dekati Dua Bank Filipina
Area investasi terhadap objek seni, menurut dia penting mengingat prospek positif yang ditunjukkan pasar barang seni. "Art Object (karya seni) itu di Eropa jadi barang investasi yang menguntungkan. Di Indonesia mulai banyak kolektornya, banyak juga pelukis muda yang karyanya masuk ke agen-agen."
Sesi yang terkait dengan investasi di bidang seni itu menghadirkan kurator museum Museum Universitas Pelita Harapan, Amir Sidharta, sebagai pembicara. Ada juga pelukis kelahiran Yogyakarta, Erica Hestu Wahyuni, yang diundang untuk berbagi pengalaman.
Adapun investasi terkait StartUp, ujar Kartika, sudah terbukti sebagai bisnis yang menjanjikan. Seminar itu mengulas perkembangan dan contoh investasi terhadap bisnis StartUp di Indonesia.
"Sekarang yang benar-benar berada di level milion (miliar) dolar di Indonesia ada Gojek, Tokopedia, dan Lazada. Di awal mereka berdiri, banyak investor indidual yang masuk (menanamkan modal)."
Diskusi mengenai StartUp itu menghadirkan sederet nama kondang dari bisnis terkait, seperti Head of Industry Google Indonesia Jay Broekman, Co-Founder East Ventures Willson Cuaca dan CEO Moka Haryanto Tanjo.
Ketiganya didapuk memberikan pandangan dan pengalaman mengenai trend StartUp yang memanfaatkan sarana digital untuk promosi dan edukasi.
Dari sisi regulator, Bank Mandiri mengundang Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro sebagai pembicara kunci. Ada pula pakar ekonomi asing Benita Matofska yang menyampaikan peluang berinvestasi dengan konsep berbagi sumber daya.
Kartika sempat menjelaskan status Wealth Management Bank Mandiri yang kini kini memiliki 51.192 nasabah dengan total dana kelolaan sebesar Rp 169.1 Triliun, per Agustus 2017. Jumlah itu, kata dia, tumbuh 14,9 persen dibandingkan periode yang sama pada 2016, yang hanya sebesar Rp 147.2 Triliun.
YOHANES PASKALIS PAE DALE