TEMPO.CO, Jakarta -Sebelas lembaga pemerintah membentuk Konsorsium Riset Samudera. Konsorsium ini merupakan kerjasama antara lima kementerian, tiga lembaga dan tiga universitas negeri untuk mendorong riset kelautan.
Salah satu lembaga yang ikut terlibat dalam konsorsium ini adalah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI, Zainal Arifin mengatakan Konsorsium Riset Samudera punya peran mendorong optimalisasi sumber daya laut bagi pembangunan nasional.
"Konsorsium ini penting sebab indonesia membutuhkan peran strategis dan kontribusi iptek untuk pembangunan nasional," kata dia saat penandatanganan kerjasama konsorsium di Jakarta, Selasa 26 September 2017.
Zainal mengatakan optimalisasi pemanfaatan sumber daya laut memerlukan pusat data sebagai sebagai pangkalan data untuk hasil riset samudera. Oleh sebab itu, Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Dirhamsyah mengatakan salah satu hasil dari konsorsium ini adalah membangun dan mengelola pusat data kelautan nasional untuk mengintegrasikan data hasil riset samudera di Indonesia.
"Dengan terbentuknya konsorsium ini, maka membuka keterlibatan seluruh lembaga terkait sehingga riset samudera lebih maksimal," kata dia.
Lima kementerian yang terlibat dalam konsorsium adalah Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, serta Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional.
Sementara tiga lembaga yang ikut adalah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi serta Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. Universitas Sriwijaya, Institut Teknologi Bandung dan Institut Pertanian Bogor juga tergabung dalam konsorsium tersebut.
ROSSENO AJI NUGROHO