TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 10 bandara alternatif disiapkan untuk mengantisipasi dampak erupsi Gunung Agung, Bali, sejak status awas diberlakukan pada 22 September 2017.
Direktur Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI/Airnav Indonesia), Novie Riyanto, saat ditemui di Denpasar, Selasa, 26 September 2017, menyebutkan 10 bandara tersebut, yaitu Bandara Juanda, Surabaya; Sultan Hasanuddin, Makassar; Bandara Lombok, Praya; Adisoemarmo, Solo; Pattimura, Ambon; Blimbingsari, Banyuwangi; Sepinggan, Balikpapan; Bandara Kupang; Sam Ratulangi, Manado dan Soekarno-Hatta, Jakarta.
"Kami sebagai penyelenggara navigasi penerbangan, untuk kontigensi atau mitigasi sudah menyiapkan, salah satunya yaitu 10 bandara alternatif," katanya.
Baca: Gunung Agung Kritis, 9 Bandara Disiagakan
Novie menjelaskan manajemen untuk navigasi penerbangan telah berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan Volcanic Ash Advisory Center (VAAC) di Darwin, Australia.
Dia mengatakan saat ini kondisi masih sangat aman untuk penerbangan, termasuk di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga sudah menginstruksikan kepada operator bandara untuk menyiapkan bandara alternatif. "Pertama kita siapkan bandara yang bisa untuk divert (pengalihan), kedua kita siapkan operasional bandara sampai 24 jam," katanya.
Sementara itu, PT Angkasa Pura I menyatakan kesiapannya dalam mengantisipasi dampak erupsi Gunung Agung di Bali melalui koordinasi dengan Pemerintah Daerah Bali, TNI AU Lanud Ngurah Rai, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, Perum LPPNPI Bali dan Otoritas Bandar Udara Wilayah IV.
"Jika potensi terjadinya erupsi Gunung Agung makin tinggi dan kondisi mendesak, Bandara Ngurah Rai akan menyiapkan sejumlah langkah mitigasi dampak," kata Corporate Secretary PT Angkasa Pura I, Israwadi.
Baca: Gunung Agung Awas, PLN Siaga Pasokan Listrik di Karangasem
"Langkah itu mencakup penyiapan posko tanggap darurat bencana di bandara, menyiapkan fasilitas dan penunjang, seperti layanan hotline contact center, help desk maskapai untuk penumpang, media center untuk media massa dan menyiapkan kendaraan bus atau roda empat untuk mengantar penumpang jika ingin mengganti rencana perjalanan via darat atau laut," katanya menjelaskan.
Bentuk kesiapan lainnya, lanjut Israwadi, adalah prosedur operasional standar Airport Disaster Management Plan (AMDP) yang disosialisasikan kepada anggota Airport Emergency Committee (AEC) yang terdiri dari pemangku kepentingan terkait seperti TNI, Perum LPPNPI, Kepolisian Daerah setempat, maskapai, imigrasi, karantina dan ground handling.
Selanjutnya, jika teridentifikasi muncul abu vulkanik Gunung Agung, maka Bandara Ngurah Rai akan ditutup dan penerbangan akan dialihkan (divert) ke bandara sekitar, seperti Bandara Juanda Surabaya yang dapat menampung 12 slot penerbangan, Bandara Internasional Lombok yang dapat menampung dua penerbangan, dan Bandara Adi Soemarmo Solo yang dapat menampung 30 slot penerbangan.
ANTARA