TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu Adriansyah menargetkan proyek Pengembangan Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru (JTB), Bojonegoro, Jawa Timur, menyerap sekitar 6.000 pekerja lokal pada masa puncak proyek.
"Komitmen kami untuk bisa berkontribusi mendorong perekonomian daerah salah satunya adalah dalam menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat," kata Adriansyah dalam keterangan tertulis, Senin, 25 September 2017.
Baca juga: Pertamina Targetkan Proyek Jambaran Tiung Biru Beroperasi 2021
Untuk Early Civil Work (ECW), dia berujar saat ini terdapat sekitar 200 orang unskill labour. Kebutuhan pekerja itu diperkirakan terus meningkat seiring dengan makin padatnya pengerjaan proyek lapangan gas itu di masa mendatang.
Adapun untuk memenuhi tenaga kerja professional, perusahaan energi pelat merah itu telah mengadakan sertifikasi bagi 175 orang tenaga kerja migas, di mana 170 orang telah terserap di Proyek Banyu Urip. Tenaga ahli migas lainnya adalah 20 orang yang mempunyai sertifikasi pengelasan.
Dengan tenaga kerja bersertifikasi ini, PEPC optimistis proyek JTB bisa berproduksi pada 2021 dan dapat mempercepat utilisasi Pipa Gresik–Semarang serta pemanfaatan gasnya bisa diperluas. Adriansyah berujar proyek yang memiliki kompleksitas tinggi dengan kandungan CO2 34 persen, kapasitas pemrosesan gas 330 MMCSFD dan produksi 172 MMSCFD itu memang membutuhkan tenaga kerja profesional secara selektif.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Elia Massa Manik mengatakan, bila proyek lapangan gas yang membutuhkan investasi USD 1.547 miliar itu berjalan dengan lancar, Pertamina berharap proyek-proyek yang sempat tertunda dan keekonomiannya diragukan akan kembali berjalan satu persatu. “Selain menyerap tenaga kerja langsung, proyek ini nantinya juga akan menciptakakan lapangan kerja baru di berbagai industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur dan akan mengurangi angka pengangguran,” kata Elia.
CAESAR AKBAR