TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin, 25 September 2017, ditutup melemah sebesar 17,09 poin atau 0,28 persen menjadi 5.894,61 poin.
Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak melemah 2,73 poin atau 0,27 persen menjadi 980,62 poin.
"Pelemahan saham-saham sektor pertambangan menjadi salah satu faktor yang membebani pergerakan IHSG. Pelemahan saham pertambangan itu seiring dengan pelemahan harga komoditas," kata Analis Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi, di Jakarta, Senin, 25 September 2017.
Ia menambahkan bahwa investor asing yang kembali melakukan aksi lepas saham turut membebani pererakan IHSG. Berdasarkan data perdagangan BEI pada Senin, 25 September 2017, investor asing mencatatkan jual bersih atau "foreign net sell" di pasar reguler sebesar Rp 165,23 miliar.
Baca: Pasca Putusan Suku Bunga BI, IHSG Turun di Sesi I
Analis Indosurya Sekuritas, William Surya Wijaya, menambahkan bahwa di tengah fundamental ekonomi nasional yang masih cukup kuat, pelemahan saham di dalam negeri dapat dijadikan kesempatan bagi investor untuk tetap melakukan akumulasi beli dengan orientasi jangka panjang.
"Potensi IHSG mengarah kenaikan masih cukup besar peluangnya di tengah fundamental ekonomi yang kuat," katanya.
Sementara itu, tercatat frekuensi perdagangan sebanyak 272.199 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 7,530 miliar lembar saham senilai Rp 5,802 triliun. Sebanyak 123 saham naik, 205 saham menurun, dan 118 saham tidak bergerak nilainya atau stagnan.
Bursa regional, di antaranya indeks bursa Nikkei naik 101,13 poin (0,50 persen) ke 20.397,58, indeks Hang Seng melemah 380,19 poin (1,36 persen) ke 27.500,34, dan Straits Times melemah 4,34 poin (0,13 persen) ke posisi 3.215,91.
Pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin, 25 September 2017, IHSG melemah 0,17 persen atau 9,88 poin ke level 5.901,83.
ANTARA