TEMPO.CO, Jakarta - Pencairan dana untuk proyek kereta ringan atau Light Rail Transit Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (LRT Jabodebek) dari perbankan ditargetkan dapat dilakukan pada November mendatang. Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang KemaritimanLuhutBinsarPandjaitan.
Menteri Luhut saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Jakarta, Senin, 25 September 2017, mengatakan target tersebut dipatok lantaran sejumlah rincian, seperti kepastian trase yang bersilangan di Dukuh Atas dengan proyek LRT Jakarta garapan PT Jakarta Propertindo (Jakpro).
"Pencairan dana targetnya November ini, banknya dari BCA, Bank Mandiri, BNI, BRI dan CIMB Niaga," ucapnya.
Dengan target itu, Menteri Luhut berharap kesepakatan pembiayaan (financial closing) dapat dilakukan segera.
Baca: Trase LRT Jakarta dan Jabodebek Akan Bersisihan di Dukuh Atas
"Kita juga sepakat segera studi untuk pembangunan rute Cibubur-Bogor," ucapnya.
Menurut Luhut, jumlah pinjaman dari lima perbankan itu bernilai sekitar Rp 19 triliun, namun angka tersebut belum final.
"Ini belum final, kalau sudah final kita harap swasta melihat strukturnya bagus dan mereka akan masuk," ujarnya.
Proyek LRT Jabodebek dikerjakan oleh PT Adhi Karya Tbk (Persero) sebagai kontraktor dan PT KAI (Persero) sebagai investor sekaligus operator. Dana yang dibutuhkan untuk proyek tersebut mencapai Rp 26,7 triliun yang terdiri atas anggaran negara melalui penyertaan modal negara (PMN) dan kredit perbankan.
ANTARA