TEMPO.CO, Jakarta -Penerbangan internasional masih menjadi primadona dalam perburuan tiket di Garuda Travel Fair. Wakil Direktur Bidang Marketing dan Komunikasi Smailing Tour Putu Ayu Aristyadewi menduga pelancong menganggap tiket penerbangan domestik Garuda masih lebih mahal bila dibandingkan dengan maskapai lain.
"Mungkin karena pelayanannya premium," kata dia di Jakarta Convention Center, Jumat, 22 September 2017. Dia mencatat 60 persen pengunjung gerainya membeli tiket penerbangan internasional.
Dia berujar pelancong juga memilih luar negeri sebagai destinasi wisatanya lantaran kini telah banyak penerbangan langsung dari Indonesia ke negara-negara favorit wisatawan seperti Cina, Hong Kong, dan Australia. Ditambah lagi, potongan yang diberikan di pameran itu cukup menggiurkan yaitu bisa mencapai lebih dari 40 persen.
Putu memberi contoh penerbangan ke Jepang yang dihargai hanya sekitar Rp 3 juta rupiah. Padahal, pada hari normal, harganya bisa mencapai Rp 7 juta. "Ke Hong Kong hanya Rp 5 juta. Bahkan itu masih dapat cashback lagi. Padahal harga yang ditawarkan sudah murah banget," ucapnya.
Penerbangan luar negeri yang termurah, kata dia, adalah ke Singapura yang dibanderol hanya sekitar Rp 900 ribu untuk tiket pulang pergi.
Sementara itu, biro travel Bayu Buana mencatat pelancong luar negeri sebesar 80 persen. Adapun destinasi wisata favorit penumpang adalah Singapura dan Hong Kong. "Tapi kami melihat Jepang sedang naik daun. Harganya Rp 8 jutaan sudah termasuk tur dan tiket pulang pergi," ujar Marketing Supervisor agen perjalanan Bayu Buana, Farandi Wijaya.
Sedang tiket termurah, dipegang oleh penerbangan ke Kuala Lumpur, Malaysia, yang dibanderol Rp 588 ribu pulang-pergi setelah cashback. Harga itu berbeda tipis dengan penerbangan ke salah satu destinasi wisata lokal, Pulau Belitung, yang dibanderol Rp 300 ribu sekali jalan.
Cantika Clarinta, seorang ilustrator berusia 23 tahun, memutuskan untuk membeli tiket penerbangan ke Korea Selatan untuk periode Januari tahun depan. Dia mendapati tiket pulang pergi ke Seoul itu hanya dibanderol Rp 4,9 juta. Padahal, menurut dia, pada hari biasa, tiket itu perlu ditebus dengan harga sekitar Rp 7 juta. "Sudah dapat bagasi 50 kilogram pula. Jadi jauh lebih meringankan," ujarnya.
Titi Nurmalasari, seorang hubungan masyarakat berujar sudah berkali-kali mengunjungi pameran pariwisata Garuda itu. Sebab, dia kerap mendapat tiket melancong dengan harga miring. "Pada periode lalu dapat tiket ke Korea hanya Rp 3,2 juta, pulang pergi, biasanya kan Rp 9 jutaan," ujar dia.
Pada periode yang kedua ini, perburuannya membuahkan hasil dia dan temannya, Dona Anggraeni, berhasil memperoleh tiket untuk dua perjalanan yakni ke Bangkok, Thailand; dan Melboune, Australia. Tiket pulang pergi ke Bangkok dia tebus dengan harga Rp 3,3 juta, sementara tiket ke Melbourne dibeli dengan harga Rp 6,5 juta.
Titi berujar waktu yang paling tepat untuk datang ke pameran itu adalah pada waktu happy hour. Sebab, menurut dia pada waktu tersebut, harga yang ditawarkan akan semakin miring. Keterangan resmi Garuda Indonesia menyatakan program happy hour digelar setiap hari pameran, pada periode pukul 10.00 WIB hingga 13.00 WIB dan pukul 16.00 WIB hingga 18.00 WIB. Pada periode itu, pengunjung bisa memeperoleh diskon harga perjalanan hingga 80 persen.
selain ada potongan harga untuk pembelian tiket perjalanan, pada pameran tiket wisata kali ini, Para pelancong juga bisa mendapatkan cashback hingga Rp 1,7 juta untuk pembelian tiket minimal Rp 4 juta.
"Syaratnya memiliki Kartu Kredit BNI Premium dan Debit BNI Garuda Indonesia," ujar Direktur Utama BNI Ahmad Baiquni dalam keterangan tertulis, Jumat, 22 September 2017.
Ahmad berujar penawaran itu tidak berhenti di sana, para pemburu tiket juga bisa mendapatkan extra cashback hingga Rp 1,5 juta dengan menukarkan BNI Reward Points yang dimiliki dalam kartu serta cicilan 0 persen sampai dengan 12 bulan untuk semua transaksi.
CAESAR AKBAR