Pembangunan Infrastruktur, PU: Geolog Harus Bisa Tekan Risiko
Sabtu, 16 September 2017 14:49 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menekankan pentingnya peran ahli geologi dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Produk infrastruktur harus dibangun dengan memperhitungkan kondisi geologi dan kebumian yang berat, seperti potensi gempa, kondisi patahan, gunung api, tanah lunak dan gambut, serta curah hujan.
"Kondisi itu bukan penghambat namun tantangan yang harus diatasi oleh para ahli geologi atau praktisi kebumian kita," kata Basuki saat memberi sambutan di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarya, dikutip dari siaran pers Biro Komunikasi Publik PUPR, Jumat, 15 September 2017. Geolog dalam hal ini ikut menentukan keselamatan pembangunan infrastruktur.
Baca: Sri Mulyani Ungkap Penyebab Infrastruktur Indonesia Tertinggal
Contoh dari Basuki adalah pembangunan bendungan Jatigede di Sumedang, Jawa Barat, yang sempat terhenti hingga puluhan tahun. Pembangunannya diketahui tertunda karena keberadaan rengkahan atau patahan kulit bumi yang biasa disebut Sesar Baribis di kawasan tersebut. "Padahal, keberadaan sesar bisa diantisipasi dengan dukungan data dan studi guna meminimalkan risiko yang mungkin timbul," ujar Basuki.
Dalam konteks infrastruktur, geolog diharuskan mengidentifikasi dan menganalisa risiko, serta memberi masukan untuk meminimalisir kegagalan konstruksi. Manajemen risiko juga bisa dikomunikasikan kepada para stakeholder.
Sejumlah proyek infrastruktur PUPR yang melibatkan geolog, antara lain pembangunan jalan perbatasan Papua sepanjang 1.098 km, serta pembangunan jalan tol Trans Sumatera Palembang-Indralaya sepanjang 22 km yang menggunakan teknologi Vacuum Preloading untuk mengatasi tegangan negatif dan mempercepat proses konsolidasi tanah.
Geolog pun terlibat dalam pembangunan jalan tol Trans Sumatera Pekanbaru-Dumai, pembangunan tol Trans Jawa Pemalang Batang sepanjang 39,2 km, pembangunan rumah instan sederhana di Pidie Jaya, Aceh, serta pembangunan ruas jalan Manokrawi-Bintuni. Menteri Basuki menambahkan, geolog pun dilibatkan untuk penentuan topografi, hidrologi, dan geologi kompleks dalam konstruksi jalan tol Pekanbaru-Padang, serta pembangunan terowongan Tol Cisumdawu.
Dalam pembangunan infrastruktur seperti Bendungan Gondang dan Raknamo pun, pakar geoteknik berperan dalam pemilihan lokasi penggenangan, desain fondasi, desain tubuh bendungan, dan desain sistem instrumentasi. Mereka juga yang terlibat perhitungan fondasi, hingga membuat lay-out atau lokasi pengairan, saluran pengelak, dan sebagainya.
YOHANES PASKALIS PAE DALE