Alasan Pemerintah Tetap Melanjutkan Reklamasi Teluk Jakarta

Reporter

Editor

Kamis, 14 September 2017 14:35 WIB

Koalisi Selamatkan Teluk jakarta menyatakan sikap terhadap berbagai upaya pemerintah melanjutkan reklamasi. Rujak Centre, Cikini, 30 Agustus 2017. TEMPO/Yusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Koordinator Kemaritiman yang dipimpin Luhut Binsar Panjaitan memberikan alasan pemerintah tetap melakukan reklamasi di Teluk Jakarta. Deputi Bidang Infrasturktur Kementerian Maritim Ridwan Djamaludin mengatakan ada empat aspek yang menjadi pertimbangan pemerintah untuk melanjutkan reklamasi di Pulau G.

"Pertama aspek legalnya. Sebenarnya, topiknya bukan rekmalasi tapi NCICD (National Capital Integrated Coastal Development atau tanggul laut)," kata Ridwan di Gedung Koordinator Kemaritiman, Jakarta, Rabu, 13 September 2017.

Baca: Ditantang Amien Rais, Luhut Buka Data Reklamasi Setelah Lebaran

Menurut Ridwan, proyek NCICD perlu dibangun untuk melindungi Jakarta dari penurunan tanah, abrasi dan lainya. Kedua, pembangunan tanggul untuk antisipasi bencana ekologis seperti kekurangan air bersih. "Itu yang kami kurangi," kata dia.

Ketiga, kata Ridwan, pemerintah telah menyiapkan produktifitas lahan yang ada. Dan hal terakhir untuk melanjutkan reklamasi adalah aspek hukumnya. Sebelumnya, kata diam reklamasi Pulau C dan D, memang sempat mempunyai masalah hukum. Namun, masalah tersebut telah diselesaikan.

Selain itu, untuk pembangunan Pulau G, juga demikian. Ridwan mengatakan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta sudah menyatakan tidak bermasalah. "Tinggal menunggu keputusan pemerintah pusat (untuk mencabut sanksi penghentian sementara pembangunan pulau reklamasi) ," ujarnya.

Ridwan menambahkan isu permasalahan yang selama ini berkembang terkait reklamasi sebenarnya telah selesai. Menurut dia, tinggal menunggu keputusan bersama kementerian untuk melanjutkan pembangunan pulau reklamasi. "Perintah rapat terbatas adalah mengintegrasikan NCICD dan rekmalasi. Jadi, tidak melihat itu secara terpisah, tetapi terpadukan," ujarnya.

Ridwan menuturkan pemerintah membutuhkan dana yang besar untuk membangun tanggul di pesisir Jakarta. Bahkan, angkanya ditaksir mencapai Rp 131 triliun untuk membangun tanggul besar.

Pemerintah, kata dia, sulit menyediakan anggaran sebesar itu. Sehingga dibutuhkan bantuan dari pihak luar untuk membantu membangun tanggul di pesisir Jakarta. "Kalau disediakan anggaran tersebut untuk membangun tanggul dari APBN seluruhnya, wilayah lain bisa iri," kata dia.

IMAM HAMDI

Berita terkait

Saat Capres Ganjar Pranowo Sindir 3 Purnawirawan Jenderal yang Disebutnya Mencla-mencle

8 Februari 2024

Saat Capres Ganjar Pranowo Sindir 3 Purnawirawan Jenderal yang Disebutnya Mencla-mencle

Ganjar Pranowo bilang ada purnawirawan jenderal yang menyebut jangan memilih calon tertentu karena latar belakangnya tapi kini berbalik arah mendukung

Baca Selengkapnya

Cerita Luhut Sakit dan Tawaran Pemulihan dari Menlu Singapura

11 Oktober 2023

Cerita Luhut Sakit dan Tawaran Pemulihan dari Menlu Singapura

Cerita Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang sakit hingga mendapat tawaran pemulihan dari Menlu Singapura.

Baca Selengkapnya

Hari Pelaut Sedunia: Mengenal Pengertian Ekonomi Maritim

27 Juni 2023

Hari Pelaut Sedunia: Mengenal Pengertian Ekonomi Maritim

Ekonomi maritim Indonesia memiliki potensi besar bagi perekonomian nasional. Apakah itu ekonomi maritim?

Baca Selengkapnya

Buka Prodi Metalurgi dan Material, Unhas Gandeng Kemenkomarves

14 April 2023

Buka Prodi Metalurgi dan Material, Unhas Gandeng Kemenkomarves

Unhas menggandeng Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi untuk membuka prodi Metalurgi dan Material.

Baca Selengkapnya

Melatih Tentara Main Musik, Maestro Biola Ini Diberi Pangkat Letkol Tituler

12 Desember 2022

Melatih Tentara Main Musik, Maestro Biola Ini Diberi Pangkat Letkol Tituler

Sebelum Deddy Corbuzier memperoleh pangkat Letkol Tituler, Idris Sardi sudah lebih dulu mendapatkannya

Baca Selengkapnya

Luhut: Jika Ditanya Kapan Hidup Paling Bahagia, Saya Jawab saat Masih Jadi Tentara

8 Oktober 2022

Luhut: Jika Ditanya Kapan Hidup Paling Bahagia, Saya Jawab saat Masih Jadi Tentara

Luhut mengaku titik yang paling membuatnya bungah adalah saat menjadi tentara.

Baca Selengkapnya

Dunia Melihat Indonesia sebagai Negara Super Power Mini, Apa Maksud Luhut

28 September 2022

Dunia Melihat Indonesia sebagai Negara Super Power Mini, Apa Maksud Luhut

Luhut Binsar Panjaitan menceritakan beberapa pakar ekonomi di Amerika Serikat memuji kondisi perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Korea-Indonesia MTCRC Jalin Kerja Sama Maritim dengan UNHAS

3 Agustus 2022

Korea-Indonesia MTCRC Jalin Kerja Sama Maritim dengan UNHAS

Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC) memperluas kerja sama dengan instansi pendidikan Universitas Hasanuddin (UNHAS).

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa di Central South University Cina, Kuota 50 Orang

27 Mei 2022

LPDP Buka Beasiswa di Central South University Cina, Kuota 50 Orang

LPDP membuka pendaftaran beasiswa untuk program S2 di School of Metallurgy and Environment, Central South University Cina. Cek syarat dan tahapannya.

Baca Selengkapnya

Pantau Kesiapan Kampus, Luhut Harap UIII Lahirkan Banyak Cendekiawan Muslim

21 Januari 2022

Pantau Kesiapan Kampus, Luhut Harap UIII Lahirkan Banyak Cendekiawan Muslim

Luhut Pandjaitan berharap Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) akan menjadi pusat penelitian peradaban Islam.

Baca Selengkapnya