Muhammadiyah Jajaki Pendirian Holding Company Bisnis Usaha

Reporter

Editor

Rabu, 13 September 2017 19:12 WIB

Warga memilih gantungan kunci bergambar logo Muhammadiyah yang di jual di Bazar Muktamar Muhammadiyah di Kawasan Mounmen Mandala Makassar, 2 Agustus 2015. Pernak-pernik yang dijual yakni kaos, Pin, Gantungan kunci, mug, dan berbagai produk kerajinan tangan lainnya. TEMPO/Hariandi Hafid

TEMPO.CO, BANDUNG - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, organisasinya tengah menjajaki pendirian holding yang akan memayungi semua unit bisnis usaha yang sudah berjalan.


“Strategisnya adalah Muhamadyah bisa mengkonsolidasi pontesi usahanya secara lebih masif, tetapi tetap dalam konteks basis masa. Nah ini yang sedang kita susun,” kata dia selepas membuka Rapat Kerja Nasional Majelis Ekonomi Kewirausahaan di Bandung, Rabu, 13 September 2017.

Simak: BEI: Muhammadiyah Ujung Tombak Pengembangan Keuangan Syariah


Haedar mengatakan, organisasinya punya sejumlah unit bisnis yang sudah berjalan yang rencananya akan disatukan dalam satu payung korporasi.


“Usaha Muhammadyah d bidang pendidikan dan kesehatan itu kita punya unit-unit bisnis. Itu modal kita. Kita punya berbagai macam jenis bisnis yang langsung dikelola Persyarikatan dan Jaringan Saudagar ini, sehingga peluang membentuk korporasi ini besar,” kata dia.


Menurut Haedar, seluruh unit bisnis tersebut yang tersebar di seluruh Indonesia, termasuk rumah sakit, sekolah, dan universitas itu seluruhnya atas nama Pengurus Pusat Muhammadyah.


Advertising
Advertising

“Muhammadya ini satu-satunya organisasi kemasyarakat yang badan hukumnya itu seperti holding. Seluruh rumah sakit dan sekolah, bentuk-bentuk usaha dari Sabang sampai Merauke itu milik Pimpinan Pusat, tidak ada nama yayasan lain, tidak ada nama lembaga lain," kata dia. "Termasuk aset-aset itu sudah atas nama Pimpinan Pusat, sudah jadi holding itu sendiri. Tinggal level detil kita bikin sub-sub korporasi yang tetap bisa mengmbangkan apa yang dimiliki."


Dia mencontohkan, lini bisnis yang dijalankan perguruan tinggi milik Muhammadyah itu mulai dari POM bensin hingga hotel. “Ada berbagai macam kegiatan retail yang langsung dikelola pimpinan wilayah, cabang. Ini jadi sub holding,” kata Haedar.


Kendati demikian, Haedar mengatakan, holding yang akan dibentuk tersebut tidak akan mengambil bentuk yang sentralistik. “Tapi berlapis, per wilayah. Ada holding ada sub-holding, sehingga nanti jadi pohon besar. Tidak absolut di tingkat pusat,” kata dia.


Haedar optimis holding itu akan mengembangkan lagi lini bisnis yang sudah dimiliki Muhammadyah. “Ini kan ormas. Ormas ini punya kekuatan yang tidak dimiliki oleh perusahaan-perusahaan, biarpun raksasa, yaitu punya basis masa,” kata dia.


Holding yang tengah dijajaki itu juga tidak akan bergerak hanya murni mengejar bisnis.


“Ini yang sedang kita susun karena bisnis di Muhammadyah tidak untuk bisnis, tapi bisnis yang punya implikasi mensejahterakan anggota, mensejahterakan rakyat. Karena kita juga harsu berbagi, lain dengan format-format bisnis raksasa yang dia boleh besarkan dirinya tapi melah mematikan masyarakat," kata dia.


Rapat Kerja Nasional Majelis Ekonomi Dan Kewirausahaan (MEK) yang digelar berbarengan dengan Silaturahim Kerja Nasional Saudagar Muhammadyah itu dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Rencana pendirian holding itu disinggung oleh Ketua Majelis Eknomi dan Kewirausahaan, Muhammad Najikh.


“Banyak amal usaha ekonomi, bagaimana kita sinergikan, kita jadikan satu dalam wadah Holding Company atau di sebut Badan Usaha Milik Muhammadyah,” kata dia, Rabu, 13 September 2017.


Najikh mengatakan, MEK berharap holding ini menjadi simbol gerakan Muhammadyah di bidang ekonomi. “Majelis pendidikan punya sekolah dari SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Dan Majelis Kesehatan punya rumah sakit. Majelis Ekonmi juga ingin mempunyai simbol ekonomi gerakan Muhammadyah yaitu di masing-masing wilayah itu ada Muhammadyah Tower, atau mall, pasar, atau pusat aktivitas ekonomi Muhammadyah,” kata dia.


Menteri Ekonomi Sri Mulyani Indrawati saat menjadi pembicara dalam Rapat Kerja Nasional Majelis Ekonomi Dan Kewirausahaan (MEK) yang digelar berbarengan dengan Silaturahim Kerja Nasional Saudagar Muhammadyah terpancing mengomentari rencana bisnis Muhamadyah itu. Dia menantang holding company organisasi itu agar melantai di Bursa Efek Indonesia.


“Untuk kemudian perguruan tinggi, binsi modelnya Muhammadyah di korporatisasikan. Mereka yang tidak mampu tetap dijaga, tapi yang bisa ‘revenue-generating’ kita naikkan kalau korporat governance diperabaiki. Kenapa Muhammadyah tidak melakukan ‘listing’ di ‘capital-market’,” kata dia, Rabu, 13 September 2017.


Sri Mulyani menyarankan organisasi itu menjajaki bisnis meniru Lippo Group. Dia mengatakan Muhammadiyah memiliki bisnis usaha di bidang pendidikan dan kesehatan.


Namun dia tidak merekomendasikan agar Muhammadyah membuat mall. “Itu termasuk yang sunset, kecuali Muhammadiyah punya ide bagaimana mengggunakannya,” kata Sri Mulyani.





AHMAD FIKRI

Berita terkait

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

2 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

3 hari lalu

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

Kolaborasi antara Baznas dengan Muhammadiyah dalam pemanfaatan dana zakat, bisa memberikan manfaat yang besar bagi kepentingan umat

Baca Selengkapnya

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

4 hari lalu

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

Darmaningtyas mengatakan tak masalah jika Mendikbud era Prabowo dari Muhammadiyah, asal tokoh tersebut berlatar belakang dunia pendidikan.

Baca Selengkapnya

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

5 hari lalu

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

Apa kata Ketum Muhammadiyah soal gugatan PDIP di PTUN?

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

8 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU

Baca Selengkapnya

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

9 hari lalu

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

Muhammadiyah menyatakan belum ada pembahasan soal formasi kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

10 hari lalu

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

Haedar Nashir puji Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud yang menerima hasil putusan MK.

Baca Selengkapnya

Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

10 hari lalu

Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir angkat bicara ihwal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal sengketa hasil Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari

22 hari lalu

'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari

Masih ingat Lebaran 2011, saat pemerintah mundurkan sehari Idul Fitri. Emak-emak protes opor yang sudah dibuat tak jadi disantap esok hari.

Baca Selengkapnya

Fakta Lebaran 2024: Idul Fitri Bersamaan, Kecelakaan Fatal Contraflow, sampai Mbah Benu 'Telepon' Allah

24 hari lalu

Fakta Lebaran 2024: Idul Fitri Bersamaan, Kecelakaan Fatal Contraflow, sampai Mbah Benu 'Telepon' Allah

Lebaran 2024 diwarnai sejumlah fakta menarik, termasuk perayaan Idul Fitri 1445 H yang dilakukan bersamaan oleh Muhammadiyah dan pemerintah

Baca Selengkapnya