Kenapa Agus Marto Prediksi Rupiah Stabil Hingga Tahun Depan?

Rabu, 6 September 2017 06:30 WIB

Gubernur BI Agus DW Martowardojo, resmikan penerbitan uang NKRI pecahan seratus ribu rupiah di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, 18 Agustus 2014. TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah sepanjang 2017 relatif stabil. Kondisi tersebut diperkirakan berlanjut hingga tahun depan.

Agus Marto mengatakan, rupiah mengalami apresiasi terhadap dolar Amerika sebesar 0,97 persen year to date atau mencapai Rp 13.343 per dolar Amerika pada 4 September 2017. "Nilai tukar rupiah tersebut bergerak cukup stabil didukung oleh aliran dana masuk yang tetap kuat," kata dia di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa, 5 September 2017.

Dana tersebut, kata Agus Marto, masuk seiring dengan persepsi positif terhadap kondisi makro ekonomi Indonesia. Faktor lainnya adalah prospek imbal hasil yang dinilai baik serta tingginya valas korporasi di pasar valas domestik.

Bank Indonesia memperkirakan rata-rata nilai tukar pada 2017 akan berada pada kisaran Rp 13.300-13.600 per dolar Amerika. Sementara pada 2018 rupiah diprediksi bergerak stabil dengan sedikit tekanan depresiasi pada Rp 13.400-13.700 per dolar Amerika. "Sejalan dengan kebijakan suku bunga Amerika yang diperkirakan akan meningkat," ucap Agus Marto.

Menurut Agus Marto, pergerakan nilai tukar rupiah yang stabil akan didukung oleh keseimbangan neraca pembayaran yang terjaga dan pasar valas domestik yang semakin dalam. Dari sisi eksternal, neraca pembayaran Indonesia menunjukkan surplus dengan defisit neraca transaksi berjalan yang terjaga. Pada triwulan II 2017, neraca pembayaran Indonesia surplus sebesar US$ 0,7 miliar ditopang surplus transaksi modal dan finansial melebihi defisit transaksi berjalan.

Defisit transaksi berjalan pada periode tersebut tercatat sebesar 1,96 persen dari PDB. Menurunnya surplus neraca perdagangan non migas serta meningkatnya defisit neraca jasa dan pendapatan primer menjadi penyebabnya.

Agus Marto mengatakan penurunan surplus neraca perdagangan non migas disebabkan oleh turunnya ekspor non migas. Di sisi lain, impor non migas baik bahan baku maupun barang konsumsi untuk memenuhi permintaan domestik selama bulan puasa dan lebaran terhitung tinggi.

Adapun kinerja neraca pembayaran Indonesia diperkirakan akan tetap mencatat surplus untuk keseluruhan 2017 dan 2018. Defisit transaksi berjalan diperkirakan terjaga dalam batas aman di bawah 3 persen terhadap PDB yaitu di kisaran 1,5-2 persen pada 2017 dan kisaran 2-2,5 persen pada 2018.

VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

4 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

5 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

5 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

6 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya