Turunnya Harga Bawang Merah Picu Deflasi Agustus 2017

Reporter

Senin, 4 September 2017 17:50 WIB

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengumumkan Berita Resmi Statistik bersama Direktur Statistik Distribusi Anggoro Dwitjahyono dan Direktur Statistik Harga Yunita Rusanti di Kantor Pusat BPS, Pasar Baru, Jakarta Pusat, 2 Juni 2017. TEMPO/Destrianita

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik, Suhariyanto mengatakan deflasi 0,07 persen pada Agustus 2017 sangat dipengaruhi oleh komponen pengeluaran masyarakat. Di antaranya yang paling signifikan adalah bahan makanan, transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.

"Untuk kelompok bahan makanan, terjadi deflasi 0,67 persen. Ada beberapa komoditas, yang pertama terjadi penurunan harga yang cukup tinggi harga bawang merah itu minus 11,79 persen sehingga andilnya kepada deflasi 0,07 persen, yang kedua adalah bawah putih minus 13,70 persen andilnya terhadap deflasi 0,05 persen," kata Suhariyanto, Senin 4 September 2017.

Simak: BPS Catat Deflasi 0,07 Persen pada Agustus 2017

Berikutnya disusul oleh harga ikan segar dan sayuran seperti tomat dan cabai rawit masing-masing 0,02 persen, sayuran seperti bayam, wortel, kelapa dan sebagainya memiliki andil 0,01 persen. Dengan begitu andil bahan makanan terhadap deflasi Agustus 2017 sebesar 0,14 persen.

Menurut data BPS, terdapat beberapa komoditas yang masih menunjukan kenaikan, seperti cabai merah pada Agustus 2017 inflasi 0,92 persen dengan andil pada inflasi 0,04 persen, harga garam rata-rata naik 26,22 persen, bahkan di Gorontalo 150 persen memiliki andil 0,02 persen terhadap inflasi Agustus 2017. "Daging ayam ras, telur ayam ras dan beberapa buah-buahan seperti anggur semangka, masing-masing 0,01 persen," kata Suhariyanto.

Sedangkan sumbangan deflasi terbesar kedua, kata Suhariyanto, berasal dari transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan adalah 0,60 persen dengan andil pada deflasi Agustus sebesar 0,10 persen. Terjadi penurunan indeks dari 129,54 persen pada Juli 2017 menjadi 128,76 pada Agustus 2017. "Tarif angkutan udara mengalami penurunan harga minus 8,39 persen dan memberikan andil 0,10 persen."

Selain itu adalah tarif angkutan antar kota yang memberikan andil 0,01 persen. Komoditas yang dominan memberikan inflasi pada komponen ini hanya ada satu, yaitu adanya kenaikan tarif pulsa ponsel memiliki andil 0,01 persen.

Sementara itu, untuk makanan jadi, minuman dan rokok mengalami inflasi sebesar 0,26 persen pada Agustus 2017 yang memberikan andil inflasi sebesar 0,04 persen. Komoditas yang dominan adalah nasi dengan lauk pauk, rokok kretek, dsn rokok filter masing-masing memiliki andil 0,01 persen.

Perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami inflasi 0,10 persen dengan andil 0,03 persen pads Agustus 2017. Kelompok sandang mengalami inflasi 0,32 persen yang memberi andil pada inflasi Agustus 2017 sebesar 0,01 persen. Adapun kelompok kesehatan mengalami inflasi 0,20 persen yang memberikan sumbangan pada inflasi 0,01 persen. "Pendidikan, rekreasi, dan olahraga terjadi inflasi sebesar 0,89 persen dan sumbangannya paling besar, yaitu 0,07 persen," kata Suhariyanto.

Berbeda dengan deflasi, ada beberapa komoditas yang dominan memberikan inflasi pada kelompok ini adalah uang sekolah SD dan SMA 0,02 persen. Uang sekolah SMP dan tarif rekreasi yang masing-masing naik 0,01 persen.

HENDARTYO HANGGI

Berita terkait

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

1 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

11 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

11 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

11 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

11 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

11 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

11 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

11 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

30 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya