Ekonomi Lesu, Pasar Apartemen di Jakarta Terus Menggeliat
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 30 Agustus 2017 12:14 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 3.406 unit apartemen baru dibangun di Jakarta sepanjang kuartal pertama tahun 2017. Unit-unit tersebut berada di delapan tower dari enam proyek yang tersebar di Jakarta menunjukkan geliat industri properti khususnya apartemen meskipun perekonomian disebut-sebut tengah lesu.
“Jumlah ini membuat total unit apartemen yang ada di pasaran menjadi sekitar 128.407 unit,” seperti seperti dikutip dari hasil riset Apartment, Greater Jakarta, Semester 1 2017 yang dirilis baru-baru ini oleh Savills World Research Indonesia. Jumlah stok pada awal tahun ini naik sekitar 10 persen disbanding tahun lalu, yang berjumlah 116.644 unit.
Menurut hasil riset itu, Jakarta Utara menjadi lokasi utama pertumbuhan apartemen di DKI Jakarta. Tercatat, sebesar 22 persen dari total unit apartemen berada di kawasan ini. Kemudian, Jakarta Barat dan Jakarta Selatan mengikuti dengan 19 dan 18 persen.
Adapun segmen yang diincar oleh pengembang apartemen pada 2017 ini adalah menengah ke bawah. Terbukti, segmen tersebut mendominasi pasar apartemen dengan jumlah stok mencapai 58 persen dari stok yang beredar di pasaran. Segmen menengah membuntuti dengan persentase jumlah unit 25 persen dari total unit yang ada di pasaran pada kuartal awal 2017.
Kedua segmen tersebut memang tengah menjadi sasaran para pengembang seiring dengan menanjaknya harga tanah di DKI Jakarta. “Keterjangkauan harga masih jadi faktor utama untuk bisa menjangkau pembeli, terutama bagi pembeli pemula dan investor,” riset itu menyebutkan.
Pasar apartemen dikatakan sedang terus berkembang meski kondisi perekonomian di Indonesia sedang lesu. Sejumlah pengembang dan investor yang bermain tidak hanya dari dalam negeri, melainkan juga dari luar negeri. “Meski tergolong baru, pengembang asal tiongkok tampak paling agresif dan cepat untuk masuk dan mengembangkan proyeknya,” dikutip dari riset.
Sebagai contoh, CCCG (China Communication Construction Group) masuk dengan proyek Daan Mogot City dan China Fortune Land Development (CFLD) dengan proyek swan city. Proyek apartemen terbaru dari pengembang asing lainnya adalah Aerium, yang berlokasi di Jakarta Barat. Proyek itu akan digalang oleh kerjasama perusahaan Jepang Itochu Corporation dan Shimizu Corporation dengan pengembang local, Sinarmas Land.
Data penjualan kuartal 1 2017 mencatat telah terjadi penjualan 3058 unit apartemen. Jumlah ini lebih besar dari penjualan pada kuartal IV 2016 yang berada pada 2082 unit saja. “Namun fakta itu tak lepas dari lebih besarnya peluncuran unit apartemen pada kuartal I 2017 yang bisa mencapai dua kali lipat total unit daripada kuartal IV 2016,” riset menyebutkan.
Meski demikian, tidak bisa dipungkiri, penjualan apartemen kini masih mengalami masa sulit. Apabila melihat fakta yang ditunjukkan riset apartemen tersebut, pengambilan unit apartemen perbulannya masih sekitar 30 persen hingga 50 pesen saja dari jumlah dua hingga tiga tahun ke belakang. Hal itu pula yang akhirnya membuat harga apartemen di DKI Jakarta terus ditekan. Pada kuartal I tahun ini, harga rata-rata unit apartemen di DKI Jakarta menyentuh Rp 26 juta per meter persegi.
Walau kondisi pasar demikian, riset menyebutkan masih banyak pengembang yang optimistis akan potensi apartemen. Meningkatnya populasi dan terbatasnya lahan untuk hunian di ibu kota diprediksikan akan menyokong naiknya permintaan atas hunian.
“Apartemen saat ini dinilai lebih terjangkau bila dibandingkan dengan harga rumah” dikutip dari riset. Tak hanya itu, kebijakan pemerintah, misal terkait bunga cicilan, pinjaman, hingga pajak apartemen, diprediksi bisa meningkatkan permintaan atas apartemen.
CAESAR AKBAR