TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menargetkan swasembada garam pada 2019. Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan garam yang ditargetkan untuk swasembada adalah semua jenis garam, termasuk garam industri.
"Harus bisa, dong. Masak negara sebesar ini tidak bisa. Biar jangan impor terus," katanya saat ditemui Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta Pusat, Senin, 28 Agustus 2017.
Luhut menuturkan tim garam nasional awalnya menargetkan swasembada pada 2020. Namun dia meminta hal tersebut bisa dilakukan lebih cepat. "Kalau bisa, lebih cepat lagi, yaitu pada 2019," ujarnya.
Baca: Krisis Garam di Indonesia, Apa Sebabnya?
Luhut menggelar rapat soal garam di kantornya hari ini. Rapat tersebut turut dihadiri Direktur Jenderal Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang dan Tanah Kementerian Agraria dan Tata Ruang Budi Situmorang, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan, serta Direktur Jasa Kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan M. Abduh Nurhidajat.
Pemerintah berencana melakukan ekstensifikasi lahan pertanian garam di Nusa Tenggara TImur agar bisa menyuplai kebutuhan dalam negeri. Diketahui, ada ladang garam seluas 400 hektare di NTT milik PT Garam yang bekerja sama dengan masyarakat.
Simak: Pemerintah Bentuk Tim Verifikasi Bahan Baku Garam
Ada juga 225 hektare tanah terlantar yang sudah diberikan pemerintah ke PT Garam. Kemudian ada 3.700 hektare lahan berstatus hak guna usaha (HGU) yang dimiliki PT Panggung Guna Ganda Semesta. Pemerintah memberikan peringatan kepada PT Panggung agar hal tersebut bisa diselesaikan secara B-to-B dengan PT Garam dalam 90 hari.
Menurut Luhut, pemerintah memang berfokus pada penyelesaian lahan-lahan yang belum selesai ditangani untuk dilakukan ekstensifikasi itu. "Kalau (penyelesaian) itu selesai, bisa (swasembada) 2019," ujarnya.
Luhut menjelaskan, saat ini, potensi luas lahan garam yang sudah diinventarisasi adalah 40 ribu hektare. Angka tersebut lebih besar dari yang diperkirakan selama ini. "Tadinya kan kami pikir hanya 30 ribu hektare, ternyata bisa 40 ribu (hektare)," ucapnya.
DIKO OKTARA
Berita terkait
Berapa Banyak Natrium alias Garam yang Dibutuhkan Tubuh Saban Hari?
40 hari lalu
Natrium alias garam akan merusak tubuh jka dikonsumsi secara berlebihan, akan tetapi kandungan ini nyatanya pun dibutuhkan untuk tubuh
Baca SelengkapnyaTambahan Asam Folat pada Garam Dapat Cegah Cacat Bawaan
54 hari lalu
Melengkapi garam meja dengan asam folat menjadi strategi diet baru untuk lebih melindungi terhadap cacat bawaan.
Baca SelengkapnyaTanda-tanda Tubuh Anak Terlalu Banyak Mengandung Garam
1 Maret 2024
Peningkatan asupan garam dapat menghambat kesehatan anak dalam beberapa cara.
Baca SelengkapnyaProduksi Garam Nasional Lampaui Target
28 Februari 2024
Produksi terbesar diperoleh dari sektor produksi garam rakyat yang mencapai 2,2 juta ton,
Baca SelengkapnyaMengenal Garam Celtic dan Manfaatnya bagi Kesehatan
10 Februari 2024
Dipanen secara alami, garam celtic kaya akan magnesium dan mengandung semua mineral yang biasanya hilang dalam garam biasa.
Baca SelengkapnyaMakanan Instan Tinggi Garam, Ahli Gizi Berpesan Demikian
23 Januari 2024
Makanan instan meski terkesan tidak asin tetap mengandung pengawet yang tinggi natrium, mineral yang ditemukan pada garam.
Baca SelengkapnyaPelengkap Berbagai Masakan, Ini Plus Minus Kecap bagi Kesehatan
19 Januari 2024
Kecap punya manfaat buat kesehatan dan sebaliknya. Sisi positifnya, kecap tinggi antioksidan dan zat-zat antimikroba. Apa negatifnya?
Baca SelengkapnyaIni Dampak Terlalu Banyak Mengonsumsi Makanan Asin
18 Januari 2024
Mengonsumsi terlalu banyak makanan asin dapat menyebabkan bahaya seperti kembung, hipertensi, hingga ginjal.
Baca Selengkapnya5 Gejala Terlalu Banyak Mengonsumsi Makanan Asin
18 Januari 2024
T erlalu banyak mengonsumsi makanan asin dapat membawa risiko kesehatan yang serius karena kandungan garam yang berlebihan.
Baca SelengkapnyaCerita dari Atas Awan: Melihat Proses Modifikasi Cuaca untuk Cegah Jabodetabek Banjir
11 Januari 2024
Tempo berkesempatan mengikuti operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC)
Baca Selengkapnya