Agus Marto: Bunga Kredit Turun Lebih Lambat ketimbang Deposito

Rabu, 23 Agustus 2017 18:00 WIB

Gubernur BI Agus DW Martowardojo, resmikan penerbitan uang NKRI pecahan seratus ribu rupiah di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, 18 Agustus 2014. TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyatakan penurunan suku bunga kredit lebih pelan dibanding suku bunga deposito. Hal itu disebabkan oleh masih tingginya non-performing loan.

"Namun penurunan suku bunga acuan diharapkan berdampak pada penyesuaian tingkat bunga kredit dan deposito," kata Agus dalam konferensi persnya setelah menggelar Rapat Dewan Gubernur BI di kompleks BI, Jakarta Pusat, Selasa, 22 Agustus 2017.

Bank Indonesia memutuskan menurunkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo (7DRR) Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen. Dengan keputusan tersebut, sejak Januari 2016 sampai Juli 2017, BI telah menurunkan suku bunga acuan hingga 150 basis poin. "Dengan penurunan suku bunga acuan sejak 2016, suku bunga kredit ikut turun 73 persen dan suku bunga deposito ikut turun 97 persen," tuturnya.

Menurut data BI, sejak Januari 2016 hingga Juli 2017, suku bunga kredit turun 110 basis poin. Sementara itu, suku bunga deposito turun 145 basis poin. Saat ini rata-rata suku bunga kredit berada di level 11,73 persen dan rata-rata suku bunga deposito di level 6,49 persen.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo berujar, untuk mendorong penurunan suku bunga kredit, BI memang menurunkan suku bunga acuan BI 7DRR sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen. "Kami juga memutuskan suku bunga instrumen moneter lainnya menurun," tuturnya.

BI memperkirakan, dengan penurunan suku bunga instrumen moneter, penurunan suku bunga acuan yang memiliki jangka waktu lebih panjang akan lebih besar. "Penurunan term structure suku bunga operasi moneter akan memaksa perbankan menyalurkan kredit dengan likuiditas yang ada," ujar Perry.

Dalam hal kebijakan makroprudensial, menurut Perry, BI juga mempersiapkan kebijakan loan to value secara spasial. "Kami juga mendorong perbankan membiayai perekonomian, tidak hanya dari kredit, tapi juga melalui sekuritas. Sehingga kami akan mengkaji perluasan loan to funding ratio."

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

5 jam lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

23 jam lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

1 hari lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

1 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

1 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

1 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

2 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

4 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

Wamenkeu Suahasil Nazara memperkirakan suku bunga The Fed belum akan turun dalam waktu dekat, sehingga indeks dolar meningkat dan menekan nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

4 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya