Menteri Luhut: Skema Baru Pendanaan LRT Lebih Efisien

Reporter

Jumat, 4 Agustus 2017 18:48 WIB

Menteri Koodinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan (tengah) didampingi oleh Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi (kiri) dan Direktur Utama PT Adhi Karya, Budi Harto seusai melakukan peninjauan LRT Jabodetabek rute Cibubur-Cawang, 4 Agustus 2017. Luhut mengatakan bahwa dirinya dengan Budi Karya telah melihat hasil baru karya anak bangsa. TEMPO/Yovita Amalia

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan ada format baru pendanaan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek sehingga membuat adanya penghematan sebesar Rp 6 triliun. Ia mencontohkan perubahan dari menggunakan fixed block ke moving block yang juga membuat adanya asumsi pertambahan penumpang.

"Itu nambah penumpang dari 260 ribuan per hari menjadi 475 ribuan. Kemudian banyak penghematan lainnya," kata kata Luhut Pandjaitan saat ditemui di ruas tol Jagorawi, Jakarta, Jumat, 4 Agustus 2017.

Luhut menuturkan dengan struktur pembiayaan ini pemerintah berharap bisa dipakai di daerah-daerah padat seperti Bandung, Surabaya, Medan, dan Ujung Pandang. Ia melihat tidak perlu mengandalkan APBN lagi dalam pembangunan infrastruktur. "Kami akan lihat nanti pembangunan infrastruktur itu dibiayai oleh sektor swasta."

Baca: Tinjau LRT Jabodebek, Menteri Luhut: Sudah Baik

Tenaga Ahli Menteri Koordinator Kemaritiman Septian Haryo Seto mengatakan ada penurunan hitungan kebutuhan pembangunan prasarana dari Rp 23 triliun menjadi Rp 21,7 triliun, dan angka itu ditambahkan dengan kebutuhan pembangunan sarana sebesar Rp 5 triliun. Ditambah dengan sejumlah biaya lain, maka total kebutuhan akan mencapai Rp 27 triliun.

Seto menjelaskan jika hal itu semua harus dibiayai dengan pinjaman bank dan dicicil pemerintah, maka akan membebani APBN, belum ditambahi dengan bunga pinjaman tersebut. "Bisa membengkak dengan jumlah tertentu, dan itu harus di-carry pemerintah semua."

Simak: Menteri Luhut Optimistis LRT Jabodebek Selesai Awal 2019

Skema baru, kata Seto, membuat penyertaan modal negara ke BUMN terkait adalah Rp 9 triliun dan ini ditambah subsidi ketika LRT beroperasi sebesar Rp 16-17 triliun. Ini membuat biaya yang dikeluarkan pemerintah menjadi Rp 26 triliun dibandingkan harus membayar pinjaman dari bank beserta bunganya.

Menurut Seto pihak perbankan akan membiayai sisa dari kebutuhan sebesar Rp 27 triliun itu, namun pembiayaan ini tidak masuk ke APBN melainkan masuk ke PT KAI sebagai operator. Alasannya cash flow dari proyek LRT sangatlah besar. "Di tahun awal kecil oleh karena itu ada subsidi, tapi setelah 12 tahun bisa membayar utang banknya sendiri."

Menteri Perhubungan Budi Karya menambahkan dengan adanya kenaikan penumpang di tahun ke-12, maka dengan tarif Rp 12 ribu ada jumlah pendapatan yang naik. Ia menyatakan akan menaikkan tarif perjalanan LRT sekitar 5 persen per tahun.

Budi Karya mengungkapkan pihaknya akan membuat perjanjian dengan PT KAI tentang subsidi sebesar Rp 17 triliun selama 12 tahun, memakai asumsi tertentu kenaikan tarif 5 persen. "Apabila penumpang naik dan jumlah pertumbuhan bisa dinaikkan, subsidi bisa kurang."

DIKO OKTARA

Berita terkait

Saat Capres Ganjar Pranowo Sindir 3 Purnawirawan Jenderal yang Disebutnya Mencla-mencle

8 Februari 2024

Saat Capres Ganjar Pranowo Sindir 3 Purnawirawan Jenderal yang Disebutnya Mencla-mencle

Ganjar Pranowo bilang ada purnawirawan jenderal yang menyebut jangan memilih calon tertentu karena latar belakangnya tapi kini berbalik arah mendukung

Baca Selengkapnya

Cerita Luhut Sakit dan Tawaran Pemulihan dari Menlu Singapura

11 Oktober 2023

Cerita Luhut Sakit dan Tawaran Pemulihan dari Menlu Singapura

Cerita Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang sakit hingga mendapat tawaran pemulihan dari Menlu Singapura.

Baca Selengkapnya

Hari Pelaut Sedunia: Mengenal Pengertian Ekonomi Maritim

27 Juni 2023

Hari Pelaut Sedunia: Mengenal Pengertian Ekonomi Maritim

Ekonomi maritim Indonesia memiliki potensi besar bagi perekonomian nasional. Apakah itu ekonomi maritim?

Baca Selengkapnya

Buka Prodi Metalurgi dan Material, Unhas Gandeng Kemenkomarves

14 April 2023

Buka Prodi Metalurgi dan Material, Unhas Gandeng Kemenkomarves

Unhas menggandeng Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi untuk membuka prodi Metalurgi dan Material.

Baca Selengkapnya

Melatih Tentara Main Musik, Maestro Biola Ini Diberi Pangkat Letkol Tituler

12 Desember 2022

Melatih Tentara Main Musik, Maestro Biola Ini Diberi Pangkat Letkol Tituler

Sebelum Deddy Corbuzier memperoleh pangkat Letkol Tituler, Idris Sardi sudah lebih dulu mendapatkannya

Baca Selengkapnya

Luhut: Jika Ditanya Kapan Hidup Paling Bahagia, Saya Jawab saat Masih Jadi Tentara

8 Oktober 2022

Luhut: Jika Ditanya Kapan Hidup Paling Bahagia, Saya Jawab saat Masih Jadi Tentara

Luhut mengaku titik yang paling membuatnya bungah adalah saat menjadi tentara.

Baca Selengkapnya

Dunia Melihat Indonesia sebagai Negara Super Power Mini, Apa Maksud Luhut

28 September 2022

Dunia Melihat Indonesia sebagai Negara Super Power Mini, Apa Maksud Luhut

Luhut Binsar Panjaitan menceritakan beberapa pakar ekonomi di Amerika Serikat memuji kondisi perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Korea-Indonesia MTCRC Jalin Kerja Sama Maritim dengan UNHAS

3 Agustus 2022

Korea-Indonesia MTCRC Jalin Kerja Sama Maritim dengan UNHAS

Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC) memperluas kerja sama dengan instansi pendidikan Universitas Hasanuddin (UNHAS).

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa di Central South University Cina, Kuota 50 Orang

27 Mei 2022

LPDP Buka Beasiswa di Central South University Cina, Kuota 50 Orang

LPDP membuka pendaftaran beasiswa untuk program S2 di School of Metallurgy and Environment, Central South University Cina. Cek syarat dan tahapannya.

Baca Selengkapnya

Pantau Kesiapan Kampus, Luhut Harap UIII Lahirkan Banyak Cendekiawan Muslim

21 Januari 2022

Pantau Kesiapan Kampus, Luhut Harap UIII Lahirkan Banyak Cendekiawan Muslim

Luhut Pandjaitan berharap Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) akan menjadi pusat penelitian peradaban Islam.

Baca Selengkapnya