Petani Garam di Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandang Haur, Pantura, Jawa Barat, Senin (22/8). Harga garam dipasaran mengalami penurunan dari Rp 700 per kilogram menjadi Rp 500 per kilogram. Penurunan harga dikarenakan impor garam dari India dan Australia. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Produksi PT Garam Budi Sasongko mengatakan industri kecil dan menengah yang menjadi sasaran impor garam konsumsi adalah yang memiliki kapasitas di bawah 5 ton. Ada sejumlah daerah yang sudah disasar oleh pemerintah.
"Ada sejumlah industri kecil dan menengah seperti di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur," kata Budi Sasongko saat ditemui di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat, 28 Juli 2017.
Budi menuturkan sekitar 200 pelaku usaha IKM di Jateng siap menyerap impor garam konsumsi. Begitu pula dengan Jawa Barat dan Jawa Timur yang memiliki 250 IKM yang siap menyerap impor garam konsumsi.
Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri, Brigadir Jenderal Agung Setya, menyatakan pihaknya akan mengawal distribusi garam konsumsi impor ini sampai ke tangan konsumen sesuai mekanisme yang benar.
Agung Setya menyatakan pihaknya akan memastikan agar tak ada perembesan di dalam proyek importasi garam konsumsi ini. Kepolisian akan bekerja sama dengan semua Polda dan Polres di seluruh Indonesia dalam mengawasi impor garam.
Pemerintah memutuskan mengimpor garam konsumsi sebesar 75 ribu ton yang rencananya akan didatangkan pada 10 Agustus mendatang. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan, mengatakan ini merupakan situasi khusus dan mendesak.