TEMPO.CO, Jakarta -Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) akan mengembangkan potensi tenun Gedok, yaitu kain tradisional asal Tuban, Jawa Timur. Potensi ini akan digenjot mengingat keberadaannya hampir punah karena kurangnya peminat dari masyarakat lokal.
Baca: Warga Kapuas Didorong Produktif Hasilkan Kain Tenun Iban
Ketua Bidang Manajemen Usaha Dekranas Bintang Puspayoga mengatakan sebetulnya pengembangan potensi tenun Gedok sudah mulai dirintis bekerjasama dengan Kementrian Koperasi dan UKM sejak tiga bulan lalu. Pengembanang kain asal Tuban ini dimulai dengan mengadakan pelatihan vocational proses produksi tenun Gedok.
“Sekarang ini diteruskan dengan pelatihan lanjutan agar para perajin tenun Gedok itu bisa naik kelas profesionalisme dan hasil produksiinya,” ujar Bintang dalam siaran pers-nya, Kamis, 20 Juli 2017.
Menurut Bintang, hasilnya sudah mulai terlihat dengan produksi tenun Gedok yang kini lebih halus dan berkualitas yang berdampak pada nilai jualnya yang semakin tinggi. Adapun harga selembar tenun Gedok yang dulu di pameran sekitar Rp 200 ribu, pembeliannya sudah mencapai Rp 600 ribu per lembar.
Bintang berharap untuk selanjutnya, pengembangan potensi tenun Gedok ini bisa dilakukan bersama-sama, baik Dekranas, Dekranasda Provinsi dan Kabupaten, maupun Pemda Provinsi dan Daerah. “Kalau kita garap secara gotong royong, saya optimis tenun Gedok akan kembali terangkat, dan makin memperkaya warisan budaya leluhur."
Adapun keistimewaan Gedok adalah proses pembuatannya yang sangat panjang. Para perajin mengakui, proses pembuatan kain tradisional ini cukup memakan waktu yang lama dan lebih sulit dari proses pembuatan batik pada umumnya.
Baca: Mengapa Kain Tenun Alami Mahal?
Tekstur kain tenun Gedog memang agak kaku dan sedikit keras dibandingkan dengan tenun kebanyakan dari daerah lainnya. Kain ini dulu dipakai untuk menggendong kayu dari ladang dan untuk taplak meja. Namun kini pengrajin juga mulai mendiversifikasinya menjadi tas dan pakaian. Untuk membuat sehelai kain tenun Gedog membutuhkan waktu berbulan-bulan.
LARISSA HUDA
Berita terkait
Angkat Tenun Bima, Festival Rimpu Mantika jadi Daya Tarik Turis Mancanegara
6 hari lalu
Festival Rimpu Mantika tidak hanya pawai semata, selain tradisi busana, juga disuguhkan kekayaan keindahan budaya Bima dan ekonomi kreatif.
Baca SelengkapnyaPawai Rimpu Mantika di Bima Diikuti Puluhan Ribu Peserta, Ada Fashion Show
6 hari lalu
Pawai rimpu merupakan acara puncak dari Festival Rimpu Mantika Kota Bima 2024.
Baca SelengkapnyaMengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit
7 hari lalu
Kain tenun Bima yang sudah ada sejak sebelum Islam masuk ke Bima ini memiliki ciri khas, misalnya warna hitam pada tenun Donggo.
Baca SelengkapnyaBamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia
10 hari lalu
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".
Baca SelengkapnyaRumah Rajut dan Tenun jadi Daya Tarik Turis Mancanegara di Pulau Ngenang Batam
16 Desember 2023
Pulau Ngenang di Batam yang menjadi tempat tinggal suku Melayu kini menarik minat wisatawan lokal dan mancanegara.
Baca SelengkapnyaTim Pengabdian Masyarakat FIB UI Cerita Bangkitkan Tenun Khas Tidore yang Punah
10 November 2023
Tim Pengabdian Masyarakat FIB UI menyampaikan pengalaman mereka dalam membangkitkan eksistensi tenun khas Kesultanan Tidore yang sudah punah.
Baca SelengkapnyaProduk Tenun Desa Wedani Gresik Berhasil Tembus Pasar Afrika
14 September 2023
Desa Wedani di Kecamatan Cerme, Gresik menjadi sentra produksi kain tenun di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaKeunikan Songket Pandai Sikek dari Sumatera Barat yang Membuatnya Berharga Mahal
30 Juni 2023
Songket Pandai Sikek memiliki harga terbilang cukup tinggi dibandingkan jenis lainnya.
Baca SelengkapnyaTerkendala Sinyal, Ekonomi Digital Bisa Gagal
30 Juni 2023
Pelaku usaha UMKM di luar Jawa masih terkendala urusan sinyal jaringan internet untuk memasarkan produknya di lokapasar
Baca SelengkapnyaTak Berhenti di Selembar Kain Tenun
30 Juni 2023
Sejumlah pelaku usaha kain tenun mengembangkan produk turunan untuk menambah penghasilan
Baca Selengkapnya