Dekranas Genjot Potensi Potensi Tenun Gedok Tuban

Reporter

Editor

Setiawan

Jumat, 21 Juli 2017 04:51 WIB

Hasil produk tenun berupa pakaian, sarung, kain, sepatu, dan tas bermotif batik hasil tangan para perajin di Kelurahan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. TEMPO/Hari Tri Wasono

TEMPO.CO, Jakarta -Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) akan mengembangkan potensi tenun Gedok, yaitu kain tradisional asal Tuban, Jawa Timur. Potensi ini akan digenjot mengingat keberadaannya hampir punah karena kurangnya peminat dari masyarakat lokal.

Baca: Warga Kapuas Didorong Produktif Hasilkan Kain Tenun Iban

Ketua Bidang Manajemen Usaha Dekranas Bintang Puspayoga mengatakan sebetulnya pengembangan potensi tenun Gedok sudah mulai dirintis bekerjasama dengan Kementrian Koperasi dan UKM sejak tiga bulan lalu. Pengembanang kain asal Tuban ini dimulai dengan mengadakan pelatihan vocational proses produksi tenun Gedok.

“Sekarang ini diteruskan dengan pelatihan lanjutan agar para perajin tenun Gedok itu bisa naik kelas profesionalisme dan hasil produksiinya,” ujar Bintang dalam siaran pers-nya, Kamis, 20 Juli 2017.

Menurut Bintang, hasilnya sudah mulai terlihat dengan produksi tenun Gedok yang kini lebih halus dan berkualitas yang berdampak pada nilai jualnya yang semakin tinggi. Adapun harga selembar tenun Gedok yang dulu di pameran sekitar Rp 200 ribu, pembeliannya sudah mencapai Rp 600 ribu per lembar.

Bintang berharap untuk selanjutnya, pengembangan potensi tenun Gedok ini bisa dilakukan bersama-sama, baik Dekranas, Dekranasda Provinsi dan Kabupaten, maupun Pemda Provinsi dan Daerah. “Kalau kita garap secara gotong royong, saya optimis tenun Gedok akan kembali terangkat, dan makin memperkaya warisan budaya leluhur."

Adapun keistimewaan Gedok adalah proses pembuatannya yang sangat panjang. Para perajin mengakui, proses pembuatan kain tradisional ini cukup memakan waktu yang lama dan lebih sulit dari proses pembuatan batik pada umumnya.

Baca: Mengapa Kain Tenun Alami Mahal?

Tekstur kain tenun Gedog memang agak kaku dan sedikit keras dibandingkan dengan tenun kebanyakan dari daerah lainnya. Kain ini dulu dipakai untuk menggendong kayu dari ladang dan untuk taplak meja. Namun kini pengrajin juga mulai mendiversifikasinya menjadi tas dan pakaian. Untuk membuat sehelai kain tenun Gedog membutuhkan waktu berbulan-bulan.

LARISSA HUDA

Berita terkait

Angkat Tenun Bima, Festival Rimpu Mantika jadi Daya Tarik Turis Mancanegara

6 hari lalu

Angkat Tenun Bima, Festival Rimpu Mantika jadi Daya Tarik Turis Mancanegara

Festival Rimpu Mantika tidak hanya pawai semata, selain tradisi busana, juga disuguhkan kekayaan keindahan budaya Bima dan ekonomi kreatif.

Baca Selengkapnya

Pawai Rimpu Mantika di Bima Diikuti Puluhan Ribu Peserta, Ada Fashion Show

6 hari lalu

Pawai Rimpu Mantika di Bima Diikuti Puluhan Ribu Peserta, Ada Fashion Show

Pawai rimpu merupakan acara puncak dari Festival Rimpu Mantika Kota Bima 2024.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

7 hari lalu

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

Kain tenun Bima yang sudah ada sejak sebelum Islam masuk ke Bima ini memiliki ciri khas, misalnya warna hitam pada tenun Donggo.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

10 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Rumah Rajut dan Tenun jadi Daya Tarik Turis Mancanegara di Pulau Ngenang Batam

16 Desember 2023

Rumah Rajut dan Tenun jadi Daya Tarik Turis Mancanegara di Pulau Ngenang Batam

Pulau Ngenang di Batam yang menjadi tempat tinggal suku Melayu kini menarik minat wisatawan lokal dan mancanegara.

Baca Selengkapnya

Tim Pengabdian Masyarakat FIB UI Cerita Bangkitkan Tenun Khas Tidore yang Punah

10 November 2023

Tim Pengabdian Masyarakat FIB UI Cerita Bangkitkan Tenun Khas Tidore yang Punah

Tim Pengabdian Masyarakat FIB UI menyampaikan pengalaman mereka dalam membangkitkan eksistensi tenun khas Kesultanan Tidore yang sudah punah.

Baca Selengkapnya

Produk Tenun Desa Wedani Gresik Berhasil Tembus Pasar Afrika

14 September 2023

Produk Tenun Desa Wedani Gresik Berhasil Tembus Pasar Afrika

Desa Wedani di Kecamatan Cerme, Gresik menjadi sentra produksi kain tenun di Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Keunikan Songket Pandai Sikek dari Sumatera Barat yang Membuatnya Berharga Mahal

30 Juni 2023

Keunikan Songket Pandai Sikek dari Sumatera Barat yang Membuatnya Berharga Mahal

Songket Pandai Sikek memiliki harga terbilang cukup tinggi dibandingkan jenis lainnya.

Baca Selengkapnya

Terkendala Sinyal, Ekonomi Digital Bisa Gagal

30 Juni 2023

Terkendala Sinyal, Ekonomi Digital Bisa Gagal

Pelaku usaha UMKM di luar Jawa masih terkendala urusan sinyal jaringan internet untuk memasarkan produknya di lokapasar

Baca Selengkapnya

Tak Berhenti di Selembar Kain Tenun

30 Juni 2023

Tak Berhenti di Selembar Kain Tenun

Sejumlah pelaku usaha kain tenun mengembangkan produk turunan untuk menambah penghasilan

Baca Selengkapnya