BI Sebut Rasio Masih Aman Meski Utang Luar Negeri Meningkat
Editor
Setiawan
Selasa, 18 Juli 2017 19:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Bank Indonesia mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Mei 2017 tumbuh 5,5 persen atau sebesar USD 333,6 miliar. Berdasarkan kelompok peminjam, pertumbuhan tahunan ULN sektor publik (pemerintah dan BI) meningkat. Sementara itu, ULN sektor swasta menurun.
Baca: BI: Utang Luar Negeri Indonesia Triwulan I 2017 Naik ...
Pada Mei 2017, ULN sektor publik mencapai USD 168,4 miliar atau tumbuh 11,8 persen, meningkat dibanding April 2017 yang tumbuh 9,2 persen. Adapun ULN sektor swasta mencapai USD 165,2 miliar atau turun 0,1 persen, lebih kecil dibanding penurunan bulan lalu sebesar 3,2 persen.
"Secara rasio menunjukkan bahwa total utang terhadap GDP (PDB/Produk Domestik Bruto) masih dalam kondisi aman," kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardoho di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa, 18 Juli 2017.
Menurut Agus, rasio utang terhadap PDB saat ini sekitar 28-29 persen. Dalam Undang-Undang Keuangan Negara, rasio utang terhadap PDB tidak boleh melebihi 60 persen. "Kita harus upayakan, kalau ada penarikan utang, itu dalam jangka waktu yang cukup."
Berdasarkan data BI, pada Mei 2017, ULN jangka panjang dan ULN jangka pendek meningkat. ULN jangka panjang tumbuh 4,4 persen atau mencapai USD 289,2 miliar. Sementara itu, ULN jangka pendek pada Mei 2017 tumbuh 13,6 persen atau USD 44,4 miliar.
Baca: BI: Utang Luar Negeri per Februari 2017 Tumbuh Melambat
Menurut sektor ekonominya, ULN swasta sebagian besar berada di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas, dan air bersih. Dibanding bulan lalu, pertumbuhan tahunan ULN sektor industri pengolahan serta listrik, gas, dan air bersih meningkat.
ANGELINA ANJAR SAWITRI