Akuisisi Operator Ini, Cina Kuasai Jalur Pelayaran Asia-Amerika

Reporter

Selasa, 11 Juli 2017 08:00 WIB

CSCL Globe adalah satu dari lima kapal kargo berukuran sama yang dipesan China Shipping Container Lines Co. Kapal ini dibuat oleh Hyundai Heavy Industries di Korea Selatan. Simon Dawson/Bloomberg via Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Cina bakal menguasai jalur pelayaran Asia-Amerika setelah Cosco Shipping Holdings Co, perusahaan pelat merah negara itu, mengakuisisi operator asal Hong Kong, Orient Overseas, Ahad lalu waktu setempat. Akuisisi senilai US$ 6,3 miliar (Rp 84,4 triliun) itu akan menciptakan perusahaan pelayaran terbesar yang menguasai perairan Pasifik.

Analis dari bank investasi Jefferies, Andrew Lee, mengatakan akuisisi Orient Overseas akan mendorong Cosco menjadi perusahaan pelayaran terbesar ketiga di dunia. "Ini adalah transaksi paling menarik dalam industri perkapalan, yang tengah berupaya pulih dari krisis," kata dia seperti dilansir Koran Tempo edisi Selasa 22 Juli 2017. Jika aksi korporasi ini rampung, Cosco menguasai 90,1 persen saham Orient Overseas, sementara 9,9 persen sisanya dimiliki Shanghai International Port.

Simak: Perusahaan Pelayaran Nasional Beli 2 Kapal Ro-Ro

Transaksi ini mengerek harga saham Orient Overseas maupun Cosco di Bursa Saham Hong Kong, kemarin. Saham Orient Overseas dengan kode OOIL naik hingga 25 persen, sementara Cosco melesat 5 persen. Cosco diketahui membeli saham Orient Overseas senilai HK$ 78,67 (US$ 10,07 atau sekitar Rp 135 ribu) per lembar, lebih tinggi 30 persen dari harga penutupan di Bursa Saham Hong Kong, Jumat lalu.


Meski akan memberi nilai tambah bagi perusahaan Cina itu, Lee menilai, akuisisi ini relatif mahal mengingat Orient Overseas bukanlah pemain lima besar di industri perkapalan, baik dari sisi kapasitas angkut maupun armada. Sedangkan analis dari lembaga riset Crucial Perspective, Corrine Png, mengatakan masih terlalu dini bagi Cosco untuk mengakuisisi Orient Overseas, lantaran membaiknya kinerja industri pelayaran belum terlalu terasa.


Transaksi Cosco-Orient Overseas semakin meramaikan konsolidasi perusahaan perkapalan kelas dunia, baik melalui merger maupun akuisisi. Pada Oktober 2016, tiga perusahaan asal Jepang, yakni Nippon Yusen Kabushiki Kaisha, Kawasaki Kisen Kaisha, dan Mitsui O.S.K., sepakat untuk merger dan menggabungkan operasi mulai April 2018. Pada tahun yang sama, perusahan Prancis, CMA CGM, mengambil alih kepemilikan operator kapal asal Singapura, Neptune Orient Lines. Tahun ini, Hapag-Lloyd dari Jerman melakukan merger dengan Uni Emirat Arab Shipping.


Penggabungan usaha menjadi jalan keluar di tengah kondisi industri perkapalan yang melemah. Menurunnya pertumbuhan ekonomi negara maju dan lesunya harga komoditas membuat arus perdagangan menurun. Perdagangan yang loyo menjadi pukulan berat bagi perusahaan perkapalan. Salah satu korban kondisi ini adalah perusahaan asal Korea Selatan, Hanjin Shipping, yang gulung tikar tahun lalu. Hanjin bangkrut lantaran kehilangan order dan menanggung banyak utang.


Karena itulah Direktur Eksekutif Orient Overseas, Andy Tung, mengatakan keputusan untuk melepas saham kepada Cosco adalah pilihan terbaik. "Untuk memastikan kesuksesan Orient pada masa mendatang," ujarnya dikutip oleh Channel News Asia. Keluarga mantan pemimpin Hong Kong, Tung Chee-hwa, yang menjadi pemegang saham mayoritas Orient Overseas, juga merasa legawa lantaran merasa telah menyerahkan perusahaannya kepada tangan yang tepat. "Keputusan ini sudah melalui pertimbangan yang hati-hati," kata Tung.


Advertising
Advertising

Komisaris Cosco, Wan Min, menjamin Orient Overseas akan tetap berbasis di Hong Kong. Cosco, kata dia, juga berkomitmen menjadikan Hong Kong pusat industri perkapalan dan mempertahankan karyawan serta skema hubungan industrial yang selama ini berjalan. Bagi Cosco, akuisisi Orient Overseas akan menambah armada mereka hingga 400 kapal lebih dan mengerek kapasitas angkut hingga di atas 2,9 juta peti kemas per tahun.


FERRY F

Berita terkait

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka

7 jam lalu

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka

Polisi menetapkan satu orang tersangka dalam kasus penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya seorang taruna STIP Marunda

Baca Selengkapnya

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

8 jam lalu

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Putu Satria Ananta Rustika, 19 tahun, tewas diduga dianiaya seniornya di toilet

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

10 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

CCTV Rekam Rangkaian Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas

12 jam lalu

CCTV Rekam Rangkaian Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas

Polres Jakarta Utara telah menerima laporan polisi tentang tewasnya siswa tingkat satu di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP)

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

14 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

15 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

16 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

20 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

23 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya