2017, Bank Dunia Prediksi Ekonomi Global Tumbuh 2,7 Persen

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Senin, 5 Juni 2017 14:47 WIB

Suasana gedung bertingkat di kawasan Bundaran HI, Jakarta usai diguyur hujan (8/1). Target pertumbuhan ekonomi pada kisaran 6,4-6,9 persen pada tahun 2014 dinilai realistis. Hal ini terkait dengan kondisi ketidakstabilan global yang masih akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional. Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Dunia memproyeksikan ekonomi global tahun ini bisa tumbuh sampai 2,7 persen dengan dukungan membaiknya kinerja manufaktur dan perdagangan. Pertumbuhan ini didukung oleh kepercayaan pasar serta harga komoditas yang stabil.

"Sudah terlalu lama kami melihat pertumbuhan yang rendah menghambat kemajuan dalam pengentasan kemiskinan, jadi sangat menggembirakan melihat tanda-tanda bahwa ekonomi global semakin menguat," kata Presiden Kelompok Bank Dunia Jim Yong Kim dalam siaran pers, 5 Juni 2017.

Kim mengatakan pemulihan yang sedang berlangsung termasuk rapuh tapi nyata, dan negara harus memanfaatkan kondisi ini untuk melakukan reformasi kelembagaan dan pasar yang bisa menarik investasi swasta guna mempertahankan pertumbuhan jangka panjang.

"Negara-negara juga harus melakukan investasi pada sumber daya manusia dan membangun ketahanan terhadap tantangan yang tumpang tindih, termasuk perubahan iklim, konflik, pemindahan paksa, kelaparan, dan penyakit," katanya.

Laporan terbaru Bank Dunia yang berjudul Global Economic Prospect menyatakan pertumbuhan ekonomi negara-negara maju akan meningkat 1,9 persen tahun ini, dan akan membawa keuntungan pada mitra dagang negara-negara tersebut.

Dengan peningkatan kondisi internasional yang didukung membaiknya pembiayaan global dan stabilnya harga komoditas, pertumbuhan ekonomi negara berkembang secara keseluruhan pada 2017 akan meningkat menjadi 4,1 persen dari 3,5 persen di 2016 menurut Bank Dunia.

Pertumbuhan di pasar tujuh negara berkembang terbesar di dunia diproyeksikan meningkat dan melampaui rata-rata jangka panjangnya pada 2018. Aktivitas pemulihan di ekonomi negara-negara tersebut akan membawa dampak positif signifikan bagi pertumbuhan di negara berkembang lainnya.

Namun ada risiko bagi proyeksi ini, karena rencana pembatasan kegiatan perdagangan bisa menggagalkan pulihnya kinerja perdagangan global. Selain itu, ketidakpastian kebijakan secara terus-menerus bisa menghambat kepercayaan dan investasi.

Laporan Bank Dunia juga menyoroti kekhawatiran tentang meningkatnya utang dan defisit di pasar yang sedang tumbuh serta negara berkembang karena meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga tiba-tiba atau kondisi pinjaman yang lebih berat yang bisa menyebabkan gangguan.

Pada akhir 2016, utang pemerintah melampaui situasi pada 2007 sebesar lebih dari 10 persen terhadap PDB di lebih dari setengah pasar yang sedang tumbuh serta negara berkembang dan neraca fiskal memburuk dari kondisi pada 2007 sebesar lebih dari lima persen terhadap PDB di sepertiga negara-negara tersebut. "Berita yang meyakinkan adalah bahwa perdagangan mulai pulih. Yang membawa kekhawatiran adalah investasi tetap lemah," tutur Kepala Ekonom Bank Dunia Paul Romer. "Kami mengalihkan prioritas untuk melakukan pinjaman ke proyek-proyek yang dapat memacu investasi lanjutan oleh sektor swasta."

Titik terang dalam prospek ini adalah pemulihan pertumbuhan perdagangan menjadi pada kisaran empat persen pasca krisis finansial dengan titik terendah sebesar 2,5 persen pada 2016. Bank Dunia dalam laporannya juga menyoroti kelemahan utama perdagangan global yaitu adanya perdagangan antar perusahaan yang tidak terhubung melalui kepemilikan.

Perdagangan melalui jalur alih daya telah melambat jauh lebih tajam daripada perdagangan antar perusahaan dengan kepemilikan yang sama dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi tersebut mengingatkan pentingnya jaringan perdagangan global yang sehat bagi perusahaan yang kurang terintegrasi dan merupakan mayoritas perusahaan.

Direktur Prospek Ekonomi Pembangunan Bank Dunia Ayhan Kose, menyatakan, setelah pelambatan yang berkepanjangan, percepatan aktivitas di beberapa pasar yang sedang tumbuh merupakan perkembangan yang disambut baik untuk pertumbuhan di wilayah mereka dan ekonomi global. Saat ini, menurut Bank Dunia, merupakan waktu yang tepat bagi pasar negara maju dan negara berkembang untuk menilai kerentanan dan memperkuat penyangga kebijakan untuk melawan berbagai guncangan yang dapat merugikan.

ANTARA

Berita terkait

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

5 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

12 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

30 hari lalu

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

Penilaian awal ini kemungkinan besar merupakan perkiraan yang terlalu rendah terhadap kerusakan, kerugian, dan kebutuhan nyata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

32 hari lalu

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

Sumber di Bank Dunia memperingatkan Ukraina bisa terperosok dalam utang jika negara-negara Barat tak hapus atau restrukturisasi utang

Baca Selengkapnya

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

32 hari lalu

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

Hari Bank Dunia atau World Bank Day diperingati setiap 1 April. Hal ini karena pada tanggal tersebut, organisasi bank dunia atau World Bank didirikan

Baca Selengkapnya

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

39 hari lalu

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya

Makan Siang Gratis Prabowo Dibahas oleh Pemerintah Jokowi, TPN Ganjar-Mahfud: Anomali

3 Maret 2024

Makan Siang Gratis Prabowo Dibahas oleh Pemerintah Jokowi, TPN Ganjar-Mahfud: Anomali

Deputi Inklusi TPN Ganjar-Mahfud mengkritik program makan siang gratis yang diusung oleh Prabowo-Gibran yang dibahas pemerintah Jokowi saat ini.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Komentar Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis, BRI Bagi Dividen Rp 48 T

3 Maret 2024

Terpopuler Bisnis: Komentar Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis, BRI Bagi Dividen Rp 48 T

Bank Dunia mengomentari program usungan Prabowo Subianto, yaitu makan siang gratis. Bank BRI akan membagikan dividen Rp 48 T.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran?

2 Maret 2024

Apa Kata Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran?

Bank Dunia menilai program andalan pasangan capres-cawapres Prabowo-Gibran tersebut bisa memberikan dampak pada ekonomi.

Baca Selengkapnya

Makan Siang Gratis Dibahas Pemerintah, Timnas AMIN Ingatkan Potensi Defisit

2 Maret 2024

Makan Siang Gratis Dibahas Pemerintah, Timnas AMIN Ingatkan Potensi Defisit

Tanggapan Timnas AMIN terhadap program makan siang gratis.

Baca Selengkapnya