TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini mengumumkan pada Mei 2017 terjadi inflasi sebesar 0,39 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 128,83.
Baca: Inflasi Diprediksi 0,27 Persen, BI: Ini Pemicunya
Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto menuturkan, berdasarkan pemantauan BPS di 82 kota, sebanyak 70 kota mengalami inflasi, dan 12 kota mengalami deflasi. “Perkembangan harga menunjukkan kenaikan, dan Mei 2017 mengalami inflasi sebesar 0,39 persen,” katanya dalam konferensi pers di Badan Pusat Statistik pada Jumat, 2 Juni 2017.
Dengan adanya inflasi Mei sebesar 0,39 persen, maka angka inflasi tahun kalender Januari-Mei 2017 (MoM) 2017 sebesar 1,67 persen, dan tingkat inflasi dibandingkan Mei 2016 (YoY) sebesar 4,33 persen.
Suhariyanto menuturkan, inflasi pada bulan ini terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks pengeluaran. Yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,86 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,38 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,35 persen; kelompok sandang sebesar 0,23 persen, dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,23 persen.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Mei 2017 antara lain bawang putih, tarif listrik, telur ayam ras, daging ayam ras, bensin, tarif angkutan udara. Beras, daging sapi, jengkol, cabai merah, nasi dengan lauk, rokok kretek, rokok kretek filter, upah pembantu rumah tangga, baju muslim wanita, dan rumah sakit.
Direktur Statistik BPS Harga Yunita Rusanti mengatakan sumbangan daging sapi terhadap inflasi Mei sebenarnya hanya sebesar 0,01 besar. Adapun inflasi terjadi karena permintaan daging sapi yang meningkat di bulan Ramadan.
“Ini karena murni permintaan, sehingga harga ada kenaikan. Kalau daging (sapi), share-nya ada, yang jelas kecil terhadap inflasi (nasional) , 0,01 persen. Tapi ini terbantu sekali dengan pemerintah menggelontorkan daging beku, itu akan berpengaruh terhadap harga, jadi lebih terkendali,” tutur Yunita.
Komoditas yang mengalamai penurunan harga antara lain cabai rawit, bawang merah, tomat sayur, gula pasir, dan tarif pulsa ponsel.
Pada Mei 2017, sebagian besar kelompok pengeluaran memberikan andil terhadap inflasi yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,17 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,06 persen; dan kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,09 persen. Adapun untuk kelompok sandang sebesar 0,01 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,02 persen, dan kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,04 persen.
Baca: BI: Inflasi Minggu Keempat April di Level 0,08 Persen
“Sementara itu, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga tidak memberikan sumbangan terhadap inflasi nasional,” tutur Suhariyanto.
DESTRIANITA
Berita terkait
LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel
2 jam lalu
Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.
Baca Selengkapnya17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara
1 hari lalu
BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.
Baca SelengkapnyaBPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik
1 hari lalu
Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.
Baca SelengkapnyaNeraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?
11 hari lalu
Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka
11 hari lalu
Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.
Baca SelengkapnyaImpor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik
11 hari lalu
BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.
Baca SelengkapnyaBPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
11 hari lalu
Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.
Baca SelengkapnyaBPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan
11 hari lalu
BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.
Baca SelengkapnyaSurplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit
11 hari lalu
Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaTimur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak
11 hari lalu
Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.
Baca Selengkapnya