TEMPO.CO, Jakarta - Kontrak harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir sedikit lebih tinggi pada Senin atau Selasa pagi WIB, 9 Mei 2017, setelah mengalami kerugian mingguan terbesar tahun ini.
Logam mulia, yang dinilai sebagai "safe haven" (tempat yang aman), turun 3,2 persen minggu lalu, persentase penurunan terbesar sejak November karena jajak pendapat mengindikasikan kemenangan besar untuk Macron.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Juni naik 0,2 dolar AS atau 0,02 persen, menjadi menetap di 1.227,10 dolar AS per ounce.
Baca: Harga Emas Jatuh Karena Permintaan Global Menurun Drastis
Meskipun dolar AS menguat, saham-saham AS diperdagangkan sebagian besar lebih rendah, sejalan dengan kerugian ringan di mitra Eropa mereka. Para analis mencatat bahwa ketika ekuitas mengalami kerugian, harga emas atau logam mulia biasanya naik.
Sementara itu, data yang dirilis pada Jumat, 5 Mei 2017, menunjukkan tingkat pengangguran turun mendekati level terendah 10 tahun, yang dipandang memperkuat alasan untuk kenaikan suku bunga AS pada bulan depan.
Tingkat suku bunga yang lebih tinggi memperlemah permintaan terhadap emas yang tanpa memberikan suku bunga. Pada saat yang sama, dolar AS yang lebih kuat membuat emas yang dihargakan dalam dolar AS menjadi lebih mahan bagi investor non-AS.
Perak untuk pengiriman Juli turun 1,6 sen atau 0,10 persen menjadi ditutup pada 16,258 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 9,4 dolar AS atau 1,03 persen menjadi ditutup pada 919,6 dolar AS per ounce.
ANTARA