TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng mengatakan daya tahan ekonomi Indonesia terhadap guncangan dari luar semakin baik. Bahkan, dengan membaiknya perekonomian Amerika Serikat dan dinaikkannya suku bunga bank sentral AS atau Fed Fund Rate, rupiah masih stabil.
"Dampak FFR naik, yang kita takuti adalah capital outflow. Tapi, walaupun BI menurunkan suku bunga, tidak terjadi aliran modal keluar. Bahkan terakhir ini kita malah menahan rupiah agar tidak terlalu kuat," kata Sugeng di Kompleks BI, Jakarta, Senin, 8 Mei 2017.
Baca: Awal Pekan, Rupiah Ditransaksikan Menguat ke Rp 13.318
Sugeng berujar, aliran modal masuk masih cukup deras. Hal itu menandakan bahwa program-program dan kebijakan-kebijakan yang ditempuh pemerintah dianggap berhasil oleh investor. "Investor membaca bahwa Indonesia melakukan langkah-langkah perbaikan," katanya.
Menurut Sugeng, BI tidak akan membiarkan laju rupiah terlalu kuat. Karena itu, Sugeng menuturkan, intervensi BI terhadap rupiah masih diperlukan agar tidak terjadi overshoot. "Jangan sampai terjadi overshoot yang bisa menimbulkan kepanikan pasar," ujarnya.
Sugeng menambahkan intervensi yang dilakukan BI hanya untuk menahan penguatan secara perlahan. "Agar rupiah tidak mengalami kejatuhan yang dalam atau naik terlalu tinggi. Jadi, kalau trennya naik ya secara smooth, kalau turun ya jangan jatuh. Kalau jatuh, orang khawatir."
Baca: BI Usulkan Strategi Ini untuk Reformasi Pangan
Meskipun BI sempat menahan laju penguatan rupiah, menurut Sugeng, nilai tukar rupiah yang terus menguat dalam beberapa waktu terakhir masih sesuai dengan batas fundamental ekonomi Indonesia. "Jadi kami biarkan saja tidak apa-apa," ujarnya.
ANGELINA ANJAR SAWITRI
Berita terkait
Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah
15 jam lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.
Baca SelengkapnyaBos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya
17 jam lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaInflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya
1 hari lalu
BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.
Baca SelengkapnyaEkonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat
3 hari lalu
Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.
Baca SelengkapnyaMeski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit
3 hari lalu
PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaBRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay
4 hari lalu
Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.
Baca SelengkapnyaSuku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti
4 hari lalu
BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaKenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit
5 hari lalu
Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.
Baca SelengkapnyaBI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit
5 hari lalu
BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).
Baca SelengkapnyaBI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini
5 hari lalu
BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca Selengkapnya